Yogyakarta, 10 Juni 2025 – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof. Dr. Ir. Rahmat Pambudy, MS, melakukan kunjungan kerja ke Universitas AMIKOM Yogyakarta pada Selasa, 10 Juni 2025. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam membahas pengembangan ekonomi kreatif berbasis pendidikan tinggi serta menjajaki potensi kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam di bidang teknologi dan industri kreatif.
Dalam kegiatan ini, Menteri PPN didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Hanoi – Denny Abdi, Sekretaris Menteri PPN – Teni Widiatyanti, serta jajaran Direktur Jenderal, staf khusus, kepala pusat, dan pejabat eselon lainnya dari Bappenas dan Kementerian Pendidikan. Rombongan disambut langsung oleh Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta, Prof. Dr. M. Suyanto, MM, dan civitas akademika.
Dalam sambutannya, Prof. Suyanto memaparkan bagaimana Universitas AMIKOM Yogyakarta membangun ekosistem ekonomi kreatif yang menyatukan pendidikan, teknologi, dan industri. Ia menjelaskan bahwa AMIKOM mengembangkan model entrepreneurial university generasi keempat yang mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional, pengusaha, dan kreator sejak dini.
“Ekosistem ini tidak hanya fokus pada riset, tetapi juga pada bagaimana produk kreatif bisa dikembangkan, dipasarkan, dan memiliki nilai ekonomi. Kami berangkat dari cerita lokal, tetapi menargetkan distribusi global,” ujar Prof. Suyanto.
Beliau juga menyampaikan bahwa beberapa karya AMIKOM, seperti film animasi Ajisaka, telah diproduksi untuk pasar Hollywood dan melibatkan kerjasama dengan studio besar internasional. Tak hanya di bidang animasi dan konten digital, AMIKOM juga mengembangkan teknologi seperti drone pertanian, sistem simulasi untuk transportasi, serta produk perangkat lunak.
Rektor AMIKOM juga menekankan bahwa ekonomi kreatif merupakan motor utama masa depan bangsa. Ia mencontohkan bagaimana satu film animasi lokal yang diproduksi dengan biaya belasan juta rupiah bisa melonjak nilainya hingga USD 15 juta ketika dipasarkan ke Hollywood. “Inilah value creation. Dari cerita lokal ke pasar global,” ujarnya dengan penuh semangat.
Apresiasi terhadap ekosistem tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Hanoi – Denny Abdi, yang menyebut kunjungan ke AMIKOM sebagai pengalaman yang membuka mata akan potensi besar Indonesia di sektor industri kreatif.
Denny menyoroti kekuatan ekosistem industri kreatif yang dibangun AMIKOM, mulai dari penulisan naskah, animasi, pengisian suara, hingga strategi pemasaran global. Menurutnya, pendekatan holistik seperti itu membuat karya-karya AMIKOM, memiliki nilai jual tinggi di kancah internasional.
Lebih lanjut, Denny menyampaikan dukungan penuh untuk mempromosikan ekosistem seperti AMIKOM ke perwakilan RI di seluruh dunia. Ia berharap pendekatan ini dapat mainstreamed (dimainkan secara luas) sebagai pola kerja baru dalam diplomasi ekonomi Indonesia. “Kami punya 132 kantor perwakilan RI di luar negeri, dan semua duta besar pasti sedang mencari mitra untuk koneksi seperti ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sesmen PPN/Bappenas – Teni Widiatyanti, yang menilai bahwa AMIKOM menjadi contoh konkret dari integrasi inovasi, budaya, dan nilai ekonomi dalam pendidikan tinggi. “Proses kreatif yang dijalankan AMIKOM sangat lengkap, dari ide hingga pemasaran. Ini adalah bentuk inovasi yang harus terus kita dorong dan fasilitasi,” ujarnya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rahmat Pambudy, “pentingnya value creation dalam pengembangan SDM”
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rahmat Pambudy, menyatakan bahwa Universitas AMIKOM Yogyakarta merupakan representasi nyata dari pembangunan human capital—manusia yang bernilai dan mampu menjadi penggerak ekonomi bangsa. Beliau menekankan pentingnya value creation sebagai landasan dalam mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki daya saing global. Dalam konteks tersebut, pengembangan sumber daya manusia dari human resources menjadi human capital harus menjadi fokus utama.
“Diplomasi masa depan bukan hanya soal politik atau pertahanan, tapi juga ekonomi. Dan ekonomi kita harus ditopang oleh individu yang mampu menciptakan nilai, bukan sekadar menjadi tenaga kerja,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat Pambudy mengapresiasi keberhasilan AMIKOM dalam membangun sistem pendidikan yang tidak hanya mendidik, tapi juga menghasilkan karya nyata yang diakui pasar global.
“Human capital adalah manusia yang bernilai. Dan AMIKOM sudah menunjukkan hal itu—mencetak lulusan yang tak hanya mengerti teori, tapi menghasilkan karya yang berdampak dan bernilai ekonomi tinggi,” tegasnya.
Lebih jauh, Beliau juga menekankan pentingnya perlindungan hukum untuk produk-produk kreatif. Ia mendorong agar AMIKOM memperkuat sistem perlindungan kekayaan intelektual melalui jalur nasional maupun internasional, seperti WIPO (World Intellectual Property Organization), agar karya anak bangsa tidak diklaim pihak luar.
“Kalau kita ingin jadi pemain global, maka kita juga harus siap dengan proteksi global,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Bappenas juga menjembatani potensi kolaborasi antara Universitas AMIKOM Yogyakarta dan FPT Software dari Vietnam, sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak yang telah beroperasi di lebih dari 30 negara. FPT dikabarkan tengah mencari talenta digital dari Indonesia dan membuka peluang kerja sama dalam pengembangan proyek-proyek teknologi di tingkat global.
Kerja sama ini kemudian ditindaklanjuti menjadi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dua hari setelah kunjungan, yakni pada 12 Juni 2025 di Gedung Bappenas, Jakarta. Penandatanganan tersebut mencerminkan peran aktif Bappenas dalam menjembatani kolaborasi antara institusi pendidikan Indonesia dan mitra internasional dalam rangka penguatan sektor teknologi dan sumber daya manusia.
Informasi lengkap mengenai MoU ini dapat diakses melalui laman resmi Universitas AMIKOM Yogyakarta:
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan cendera mata, foto bersama, serta diskusi lanjutan untuk menjajaki sinergi antara sektor pendidikan, pemerintah, dan industri. Seluruh pihak berharap bahwa sinergi ini akan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional dan berkontribusi terhadap pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional