Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta berhasil mendapatkan Hibah Matching Fund Kedai Reka tahun 2022 dari Kemendikbud Ristek. Matching Fund ini merupakan dukungan nyata dari Kemendikbud Ristek untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
Total alokasi dana yang dikelola dalam mathing Fund ini sebesar Rp1 triliun. Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka. Melalui program ini Universitas Amikom Yogyakarta mendapatkan total hibah dana dari 5 proposal yang diterima, dengan total hibah lebih dari 1.8 Milyar.
Program ini merupakan program pendanaan dari Kemendikbud Ristek untuk penguatan kolaborasi antara Perguruan Tinggi dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
Berikut ini adalah 5 proposal yang lolos dan mendapatkan hibah pendanaan dari Kemendikbud Ristek melalui progra Matching Fund Kedaireka tahun 2022.
- Rizqi Sukma Kharisma: Pengembangan Sistem Kendali Pintar Terintegrasi berbasis IOT untuk Meningkatkan Kinerja Produk Airdisinfex dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19 Melalui Udara.
- Rizky: Pengambangan Game Based Learning (GBL) Muara Kuin Sebagai Strategi Peningkatan Literasi Finansial untuk Pelaku UMKM
- Moch Farid Fauzi: Pengembangan produk Inovasi Pembayaran E-Parkir Chasless dengan Teknologi Hybrid Payment System Berbasis Qris untuk meingkatkan pendapatan Retribusi Daerah
- Joko Dwi Santoso: Pengembangan dan Hilirisasi Produk Smart Locker dengan Teknologi Biometrickey Berbasis IOT untuk Meningkatkan Fasilitas Pelayanan Penyimpanan dan Keamanan Barang Pengunjung di Tempat Wisata
- Kusrini: Transformasi Sistem Peternakan kambing Umbaran di bantul untuk Menjadi Platform Digital Farm Berbasis Teknologi AI dan IOT
Para penerima Hibah tersebut diseleksi melalui platform digital “Kedaireka” yang diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek pada akhir 2020 lalu. Platform ini mempertemukan Insan Dikti (dosen di lingkungan Kemendikbud Ristek) dengan Mitra atau DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) sehingga memungkinkan terjalinnya kolaborasi yang lebih mendalam dan menyeluruh antara perguruan tinggi dengan industri,
Kolaborasi antara Perguruan tinggi dengan DUDI ini diharapkan akan mendorong terbentuknya ekosistem Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, dimana Sinergi ini bisa menciptakan beragam inovasi untuk menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan atau berkontribusi terhadap implementasi kebijakan strategis nasional.
Sekretaris Ditjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi program kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri untuk menciptakan akselerasi ekosistem reka cipta dalam platform Kedaireka.
Paris menambahkan dalam Kampus Merdeka, perguruan tinggi juga akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) sehingga dapat dilakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan relevansi antara kurikulum di perguruan tinggi dan hubungan dengan dunia kerja.
“Perguruan Tinggi diharapkan menjadi think tank agar dapat terjadi relevansi antara perguruan tinggi dan industri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” harap Paris
Koordinator program sekaligus salah satu dosen penerima Matching Fund Kedaireka tahun 2022, Rizqi Sukma Kharisma menyampaikan dalam kegiatan Maching Fund ini menjadi tantangan dunia pendidikan untuk berkolaborasi dengan dunia industri. Tidak hanya dosen, mahasiswa pun juga ikut terlibat dalam merasakan atmosfir dunia industri secara nyata. Sehingga harapan ke depan, ketika mahasiswa lulus bisa langsung beradaptasi dengan dunia industri.
Direktur Lembaga Penelitian. dan Pengabdian Masyarakat,. Dr. Andi Sunyoto, M.Kom Menyampaikan bahwa penelitian yang baik tidak hanya berhenti sampai laboratoriumsaja, tetapi juga dapat dimplementasikan dan bermanfaat bagi dunia industri dan masyarakat luar untuk menaikkan daya saing bangsa./Vry