Tambah Doktor Baru, Dosen Informatika Universitas AMIKOM Yoyakarta Kembangkan Model Rekomendasi Dinamis

24 July 2025 | Berita Utama

Yogyakarta, 23 Juli 2025 — “Minat pengguna itu tidak statis. Sistem rekomendasi pun harus bisa berubah.” Itulah semangat yang melandasi disertasi terbaru dari Dr. Hartatik, S.T., M.Cs., dosen Program Studi Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta, yang baru saja resmi meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Komputer dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pada Selasa, 23 Juli 2025, Dr. Hartatik dinyatakan lulus dalam Sidang Tertutup Program Doktor Ilmu Komputer FMIPA UGM setelah mempertahankan disertasi berjudul:
“Peningkatan Kinerja Temporal Matrix Factorization Melalui Pemodelan Drift Preferensi Pengguna dan Koreksi Bias”.

Sidang yang berlangsung di Gedung KPTU FMIPA UGM lantai 2 ini dipimpin oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku ketua tim penguji. Disertasi ini dibimbing oleh Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc. (promotor), dan Dr. Lukman Heryawan, S.T., M.T. (co-promotor), serta diuji oleh tujuh penguji lainnya, Prof. Dr. Suprapto, M.I.Kom., Yunita Sari, S.Kom., M.Sc., Ph.D., Drs. Edi Winarko, M.Sc., Ph.D., Dr.techn. Kabul Kurniawan, S.Kom., M.Cs., dan termasuk Dr. Z. K. Abdurahman Baizal, S.Si., M.Kom. dari Universitas Telkom Bandung (Tel-U).

Riset Rekomendasi Adaptif di Tengah Arus Digitalisasi

Dalam disertasinya, Dr. Hartatik meneliti bagaimana sistem rekomendasi digital dapat menjadi lebih adaptif terhadap perubahan preferensi pengguna yang dinamis seiring waktu. Penelitian ini menjadi kontribusi penting dalam pengembangan sistem cerdas yang mampu mengikuti evolusi minat pengguna di tengah derasnya arus digitalisasi, baik pada platform e-commerce, layanan streaming, hingga media sosial.

Di era ketika hampir setiap aktivitas—belanja, menonton, membaca, bahkan belajar—berbasis platform digital, sistem rekomendasi memainkan peran strategis dalam menyajikan konten yang relevan dan personal. Namun, sistem rekomendasi konvensional masih menghadapi tantangan besar: ketidakmampuan untuk menangkap perubahan preferensi pengguna secara real-time.

“Platform digital seperti e-commerce atau layanan streaming sering kali memberikan rekomendasi berdasarkan riwayat lama, padahal minat pengguna sangat dinamis dan terus berubah,” ujarnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dr. Hartatik mengembangkan dua model rekomendasi adaptif, yaitu:
• ED-TMF (Enhanced Dynamic Temporal Matrix Factorization)
• TDTL (Trust Decay-Based Temporal Learning)

Kedua model ini menggabungkan pendekatan temporal matrix factorization dengan teknik deep learning seperti Long Short-Term Memory (LSTM) dan Bidirectional GRU Autoencoder. Selain itu, keduanya menyematkan komponen bias correction dan deteksi concept drift untuk menciptakan sistem yang lebih kontekstual, adaptif, dan berkelanjutan.

Model ED-TMF dirancang untuk mengoreksi bias opini, mengontrol distribusi embedding antar waktu dengan regularisasi JSD, dan memprediksi preferensi masa depan melalui LSTM-based sequence modeling. Di sisi lain, TDTL menawarkan pendekatan trust-aware stochastic optimization dengan adaptasi peluruhan kepercayaan, serta menggunakan Bi-GRU Autoencoder untuk mengenali dan merespons perubahan preferensi pengguna secara eksplisit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pendekatan ini mampu meningkatkan akurasi sistem rekomendasi dan beradaptasi terhadap tren baru maupun faktor eksternal yang memengaruhi minat pengguna—lebih unggul dibandingkan model statis konvensional

Perjalanan Panjang Menuju Gelar Doktor: Antara Logika, Data, dan Konsistensi

Disertasi ini menjadi puncak dari proses riset yang telah dijalani Dr. Hartatik sejak semester pertama program doktoral. Perjalanan tersebut melibatkan eksplorasi literatur ilmiah, pendalaman teori dan metode matematis, hingga rangkaian eksperimen komputasi dan publikasi akademik.

“Sidang tertutup ini adalah titik kulminasi dari proses panjang yang tidak hanya menantang secara akademik, tapi juga menguji ketahanan mental dan konsistensi saya sebagai peneliti,” ungkapnya.

Dr. Hartatik juga menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini dan mengapresiasi dukungan berbagai pihak, terutama dari Universitas AMIKOM Yogyakarta sebagai institusi asalnya, serta para promotor dan penguji yang telah memberikan bimbingan selama proses disertasi. Selama 3,5 tahun menjalani studi doktoral, ia melewati berbagai tantangan—mulai dari menelaah ratusan jurnal ilmiah, membangun model matematis, hingga menguji algoritma dengan data nyata.

Sebagai lulusan S1 non-matematika, tantangan terbesarnya adalah merumuskan perilaku pengguna yang kompleks ke dalam bentuk matematis yang dapat dimengerti dan diolah oleh sistem komputasi.

“Komputer hanya mengenali data numerik. Maka, tantangan utamanya adalah bagaimana mengkonversi preferensi pengguna—yang bersifat subjektif—ke dalam model matematis yang bisa diolah secara algoritmik,” ujarnya.

Tak hanya mengandalkan kemampuan akademik, Dr. Hartatik juga menegaskan pentingnya dukungan dari berbagai pihak selama menempuh studi doktoralnya. Ia menyampaikan apresiasi kepada Universitas AMIKOM Yogyakarta yang telah memberikan dukungan moral, administratif, fasilitas riset, serta bantuan pendanaan, sehingga proses akademik dapat berjalan dengan lancar dan terarah.

Selain itu, program doktoral yang dijalani juga mendapat dukungan dari Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang dikelola oleh LPDP – Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dukungan beasiswa ini memungkinkan Dr. Hartatik untuk fokus penuh dalam menyelesaikan studi dan melakukan pengembangan riset secara mendalam.

“Saya sangat bersyukur mendapat dukungan dari berbagai pihak. AMIKOM menyediakan ruang akademik yang fleksibel dan suportif, sementara beasiswa BPI dari LPDP memastikan saya bisa menjalani studi tanpa hambatan finansial. Kombinasi keduanya sangat membantu dalam keberhasilan riset saya,” ujarnya.

Siap Kembali, Siap Berkontribusi
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, Dr. Hartatik menyampaikan komitmennya untuk kembali aktif mengajar dan melanjutkan kegiatan riset di Universitas AMIKOM Yogyakarta. Salah satu fokus pengembangan ke depan adalah pembentukan kelompok riset di bidang sistem rekomendasi, yang akan melibatkan mahasiswa dan dosen dengan ketertarikan pada topik serupa.

“Ilmu ini berkembang sangat cepat. Saya berharap riset ini tidak berhenti di meja sidang, tetapi terus dikembangkan bersama mahasiswa dan kolega untuk menjawab kebutuhan nyata di dunia industri,” ujarnya.

Langkah ini sejalan dengan visi Program Studi Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta dalam membangun ekosistem akademik yang tidak hanya unggul dalam pengajaran, tetapi juga aktif dalam kontribusi riset dan inovasi teknologi.

Dengan bertambahnya jumlah dosen bergelar doktor, AMIKOM terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia, sekaligus menegaskan komitmennya sebagai institusi pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan selaras dengan dinamika industri digital

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : Hartatik