Gen Z Melek Investasi Lewat Seminar Nasional Pasar Modal

11 July 2025 | Berita Utama


Yogyakarta, 10 Juli 2025 — Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) dan Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) Universitas AMIKOM Yogyakarta sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Kupas Tuntas Strategi Investasi Pasar Modal Ala Gen Z” pada Kamis, 10 Juli 2025 di Cinema Universitas AMIKOM Yogyakarta. Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Agnes Kusumastuti dari Bursa Efek Indonesia Yogyakarta dan Desi Wahyuni dari Phintraco Sekuritas, dengan tujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kalangan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Emha Taufik Lutfi, S.T., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas AMIKOM Yogyakarta, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan suportif dalam mendukung pertumbuhan finansial mahasiswa.Ia mendorong mahasiswa untuk aktif dalam komunitas seperti Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) sebagai langkah strategis membangun literasi keuangan sejak muda. Dalam konteks tersebut, ia mengapresiasi seminar ini sebagai bentuk nyata integrasi pembelajaran akademik dengan dunia investasi.

“Dengan mengikuti seminar ini, kalian tidak hanya dapat ilmu, tapi juga membangun jejaring dan budaya berpikir jangka panjang. Ini bukan sekadar acara, tapi titik awal perubahan,” tambahnya.

Senada dengan hal tersebut, Amrina Rosyanti, selaku Ketua KSPM Universitas AMIKOM Yogyakarta, menyampaikan bahwa generasi muda harus cerdas secara finansial dan tidak sekadar ikut tren. Ia menegaskan bahwa literasi keuangan perlu dibangun sejak mahasiswa, agar mahasiswa dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan keuangan pribadi.

“Jangan asal ikut promo atau tren investasi. Pelajari dan pahami dengan benar agar investasi bisa menjadi aset jangka panjang, bukan beban,” ujar Amrina.

Pentingnya Memahami Pasar Modal Sejak Dini
Materi pertama disampaikan oleh Agnes Kusumastuti, Deputi Kepala Wilayah Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, yang membahas dasar-dasar investasi pasar modal. Ia menjelaskan bahwa pasar modal bukan hanya untuk kalangan elit, melainkan juga bisa diakses oleh mahasiswa dengan modal kecil. Agnes juga menyoroti pentingnya diversifikasi investasi, serta menekankan bahwa pasar modal adalah sarana investasi yang aman, mudah, dan terjangkau jika dilakukan dengan pengetahuan yang benar.

“Banyak masyarakat masih berpikir investasi hanya emas atau tanah. Padahal, aset finansial seperti saham memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, terlebih jika dimulai sejak muda,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ibu Agnes memaparkan bahwa investasi di pasar modal sangat penting untuk mengatasi tantangan inflasi. Ia juga menjelaskan struktur dasar pasar modal, termasuk peran Bursa Efek Indonesia sebagai fasilitator perdagangan, serta keberadaan lembaga pendukung seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

Ibu Agnes juga turut menyinggung pentingnya diversifikasi investasi dan menyarankan mahasiswa untuk menyisihkan dana secara rutin guna membangun aset jangka panjang.

“Jangan tunggu nanti punya uang banyak, mulailah dari sekarang dengan uang belajar. Kalau untung alhamdulillah, kalau rugi anggap saja sebagai biaya belajar,” pesannya.

Strategi Investasi Ala Gen Z
Materi kedua dibawakan oleh Desi Wahyuni, Executive Trainer Phintraco Sekuritas, yang mengulas secara praktis cara memulai investasi. Ia memberikan panduan bagaimana mahasiswa dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing.

Desi juga mendorong mahasiswa untuk mulai menyisihkan dana sejak awal, bukan sisa. Ia menekankan bahwa investasi bukan untuk gaya hidup, tetapi bagian dari perencanaan masa depan.

“Gunakan uang dingin, bukan uang semester atau uang kos. Mulai dari kecil, anggap saja uang belajar. Kalau untung syukur, kalau rugi, itu bagian dari proses,” terangnya.

Dalam materinya, ia mengulas berbagai pilihan investasi di pasar modal—mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga ETF. Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa bisa memilih pendekatan investasi berdasarkan profil risiko mereka: konservatif, moderat, atau agresif.

Desi juga mengedukasi peserta tentang potensi keuntungan dari investasi saham melalui dividen dan capital gain, serta membagikan kisah nyata seorang nasabah yang mendapatkan dividen jutaan rupiah secara tidak terduga. Selain itu, ia menekankan pentingnya konsistensi dan disiplin dalam menyisihkan dana untuk investasi, seperti halnya menabung.

“Sama seperti nabung di celengan waktu kecil, sekarang kalian bisa mulai nabung saham. Satu lot demi satu lot. Lama-lama terkumpul jadi aset yang punya nilai nyata,” jelasnya.

Pendidikan Investasi sebagai Bekal Mahasiswa
Dalam kesempatan tersebut, Fahrul Imam Santoso, S.E., M.Ak., Ak., Ca., C.Ftax., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas AMIKOM Yogyakarta, menegaskan bahwa pendidikan tentang investasi harus dimulai sejak mahasiswa, bukan saat sudah bekerja. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif menggali ilmu keuangan dan investasi melalui forum-forum seperti seminar ini.

Fahrul juga menginformasikan bahwa ke depan akan ada kelanjutan dari kegiatan ini, yaitu program pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) dan pelatihan investasi dalam beberapa tingkat atau batch, dari dasar hingga lanjutan. Hal ini merupakan bentuk keseriusan program studi untuk mendampingi mahasiswa memahami investasi secara menyeluruh.

“Kami sudah merencanakan tindak lanjut berupa program pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) dan pelatihan investasi bertahap mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan. Ini akan menjadi proses pembelajaran berkelanjutan,” jelasnya.

Dengan terselenggaranya seminar ini, diharapkan mahasiswa Universitas AMIKOM Yogyakarta mampu membangun kesadaran finansial yang kuat, serta mengambil langkah konkret dalam membentuk masa depan keuangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional