MGMP Geografi Sleman Kunjungi Universitas AMIKOM Yogyakarta Jalin Kolaborasi Antar Instansi

30 April 2025 | Berita Utama

Yogyakarta, 26 April 2025 — Universitas AMIKOM Yogyakarta menerima kunjungan resmi dari MGMP Geografi Kabupaten Sleman dalam rangka menjajaki kerja sama akademik dan penguatan pembelajaran geografi berbasis teknologi. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Citra 1 Universitas Amikom Yogyakarta ini dihadiri oleh jajaran dosen Program Studi Geografi Universitas AMIKOM Yogyakarta serta perwakilan guru geografi yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi Kabupaten Sleman

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya membangun sinergi antara pendidikan tinggi dan pendidikan menengah, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran geografi di era digital, yang semakin menuntut pendekatan berbasis teknologi spasial dan keterampilan digital.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Sudarmawan, M.T. menyampaikan bahwa Amikom menargetkan setiap program studi memiliki mitra strategis untuk mendorong kolaborasi yang nyata, bukan sekadar seremonial.

“Kami dari Universitas Amikom menargetkan bahwa setiap program studi harus memiliki mitra strategis. Untuk Prodi Geografi, tentu saja MGMP Geografi menjadi mitra ideal. Harapannya, kerja sama ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi diwujudkan dalam kegiatan nyata yang memberi kontribusi terhadap pengembangan keilmuan geografi,” jelasnya.

Lebih jauh, Sudarmawan menekankan bahwa meski Amikom dikenal sebagai kampus berbasis teknologi, Prodi Geografi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pelestarian lingkungan dan kesadaran kebumian. “Tujuannya bukan hanya mengejar profit, tetapi juga membangun kesadaran hidup berdampingan dengan alam. Itulah nilai-nilai yang kami tekankan di Prodi Geografi,” ujarnya.

Ketua MGMP Geografi Kabupaten Sleman, Wahyu Setya Graha Priyadi, S.Pd., M.Pd., menyampaikan Apresiasinya atas sambutan hangat dari pihak Universitas Amikom Yogyakarta. Beliau menegaskan pentingnya kolaborasi ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan minat dan kualitas pembelajaran geografi di tingkat sekolah menengah atas.

Dalam sambutannya, Wahyu berharap Kolaborasi dengan Universitas AMIKOM Yogyakarta ini bisa dikembangkan ke kegiatan-kegiatan yang lebih Konkrit antara Universitas Amikom Yogyakarta dan Sekolah, misalnya dengan pelatihan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis), penggunaan aplikasi open-source, dan kegiatan inovatif lain yang bisa ditularkan kepada siswa.

“Kami ingin pembelajaran geografi di sekolah menjadi lebih kuat, relevan, dan menyenangkan bagi generasi digital saat ini,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dosen Program Studi Geografi, Sadewa Purba Sejati, S.Si., M.Sc., menyampaikan paparan mendalam mengenai pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan teknologi geospasial sebagai media pembelajaran geografi yang lebih kontekstual dan interaktif.

Sadewa juga memamerkan karya-karya mahasiswa berupa visualisasi interaktif berbasis webGIS. Produk tersebut mencakup analisis kekeringan, kerentanan pencemaran air tanah, hingga sebaran penyakit demam berdarah — semuanya divisualkan secara digital dan dapat diakses publik.

Ketua Program Studi Geografi, Dr. Ika Afianita Suherningtyas, S.Si., M.Sc. menyampaikan keterbukaan Prodi Geografi terhadap kerja sama lintas institusi menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat kontribusi geografi dalam menjawab tantangan zaman.

Beliau memaparkan bahwa kurikulum Program Studi Geografi Universitas AMIKOM Yogyakarta telah dirancang untuk menjembatani antara teori kebumian dengan kemampuan teknologi, mulai dari pemanfaatan SIG, visualisasi data spasial, hingga pengolahan citra satelit berbasis cloud seperti Google Earth Engine. Dengan pendekatan ini, kolaborasi dengan guru tidak hanya terbatas pada pelatihan, tetapi juga pada penciptaan materi pembelajaran yang bisa langsung diterapkan di kelas.

Dr. Ika juga menyampaikan pentingnya sinergi antara akademisi dan praktisi pendidikan agar pembelajaran geografi tidak terjebak dalam rutinitas hafalan, tetapi mampu menyentuh pemahaman spasial dan kritis pada siswa. Menurutnya, guru memiliki pengalaman yang kaya dan kontekstual, sementara kampus dapat menyediakan metode, teknologi, dan publikasi ilmiah sebagai penguatnya.

“Kolaborasi adalah jembatan menuju pendidikan yang relevan dan berdampak. Kita bisa mulai dari yang kecil — diskusi, menulis, dan berbagi bahan ajar — untuk menciptakan perubahan besar dalam pembelajaran geografi,” pungkasnya.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional