Mengenal Nominee APICTA 2025, Inovasi Keselamatan Pantai Smart Bevisat

17 December 2025 | UMUM

Keselamatan pengunjung pantai masih menjadi tantangan serius di banyak wilayah pesisir Indonesia. Keindahan pantai kerap menyimpan risiko yang tidak selalu disadari wisatawan, terutama bahaya arus balik atau rip current yang dapat menyeret korban ke tengah laut dalam waktu singkat. Berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya angka kecelakaan laut tersebut, Smart Bevisat (Smart Beach Visitor Safety System) dikembangkan sebagai solusi berbasis teknologi untuk membantu meningkatkan keselamatan pengunjung pantai.

Inovasi ini dikembangkan oleh Prof. Dr. Kusrini, M.Kom., ini dirancang tidak hanya untuk merespons kejadian darurat, tetapi juga untuk mencegah kecelakaan sebelum terjadi melalui sistem peringatan dini yang terintegrasi.

Upaya pengembangan Smart Bevisat tersebut mendapatkan pengakuan di tingkat regional Asia Pasifik melalui ajang Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA) 2025. Dalam kompetisi teknologi informasi yang mempertemukan inovasi dari kalangan industri, akademisi, dan lembaga riset berbagai negara tersebut, Smart Bevisat terpilih sebagai nominee pada kategori Inclusions & Community Services serta kategori Research & Development (R&D). Pencapaian ini menempatkan Smart Bevisat sebagai salah satu inovasi berbasis riset dari Indonesia yang dinilai relevan dalam menjawab persoalan keselamatan publik.

APICTA sendiri merupakan ajang tahunan tingkat Asia Pasifik yang bertujuan mengukur kualitas dan dampak inovasi teknologi informasi melalui proses seleksi nasional dan penjurian regional. Setiap inovasi dinilai tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari manfaat sosial dan potensi penerapannya di masyarakat. Bagi Smart Bevisat, keterpilihan sebagai nominee menjadi kesempatan untuk memperkenalkan solusi keselamatan pantai berbasis teknologi kepada komunitas internasional.

Prof. Dr. Kusrini menyampaikan bahwa pengalaman mengikuti APICTA 2025 memberikan kesan tersendiri. Ia menilai ajang ini sebagai ruang pembelajaran dan refleksi atas riset yang telah dikembangkan.

“Bagi kami, dapat berada di forum seperti APICTA merupakan pengalaman yang sangat berharga. Kami bisa melihat langsung bagaimana inovasi dari berbagai negara dikembangkan, sekaligus mendapatkan masukan yang konstruktif terhadap riset yang kami lakukan,” ujarnya.

Solusi Keselamatan Pantai yang Terintegrasi

Smart Bevisat dirancang sebagai sistem keselamatan pantai yang bekerja secara terintegrasi untuk membantu pengawasan dan pencegahan kecelakaan laut. Sistem ini memanfaatkan kamera berbasis kecerdasan artifisial untuk memantau aktivitas pengunjung pantai secara real time dan mengidentifikasi area berisiko. Area pantai kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa zona, sehingga sistem dapat memberikan peringatan ketika pengunjung memasuki wilayah yang berpotensi berbahaya.

Selain sistem pemantauan, Smart Bevisat dilengkapi dengan perangkat pendukung berbasis Internet of Things yang berfungsi membantu proses pertolongan ketika terjadi kondisi darurat. Seluruh komponen sistem dirancang agar dapat beroperasi secara mandiri, termasuk di kawasan pantai yang memiliki keterbatasan akses listrik dan jaringan.

Dalam pengembangannya, Smart Bevisat memanfaatkan teknologi computer vision dan Internet of Things (IoT). Kamera cerdas berfungsi untuk mendeteksi dan memantau pergerakan pengunjung, sementara perangkat IoT digunakan untuk mendukung sistem peringatan dan pertolongan.

Salah satu komponen pendukungnya adalah pelampung pintar yang dapat digerakkan menuju korban ketika terjadi kondisi darurat di laut. Sistem ini juga dilengkapi ground station mandiri yang menyediakan sumber daya listrik dan jaringan sendiri, sehingga tetap dapat beroperasi di lokasi pantai yang minim infrastruktur.

Smart Bevisat telah melalui tahap uji coba di Pantai Drini, Yogyakarta, dengan melibatkan penjaga pantai dan petugas penyelamat. Uji coba ini menjadi bagian penting dalam memastikan bahwa sistem dapat berfungsi sesuai kebutuhan lapangan dan mendukung tugas pengawasan yang selama ini dilakukan secara manual. Sehingga Smart Bevisat bisa menjadi alat bantu yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan petugas dan memberikan rasa aman bagi pengunjung pantai.

Perjalanan Smart Bevisat di APICTA 2025

Sebagai nominee APICTA 2025, Smart Bevisat mengikuti rangkaian kegiatan resmi, mulai dari sesi pitching hingga pameran inovasi. Dalam sesi presentasi, tim pengembang memaparkan latar belakang permasalahan keselamatan pantai, konsep sistem yang dikembangkan, serta hasil uji coba awal yang telah dilakukan di lapangan.

Partisipasi ini memberikan kesempatan bagi Smart Bevisat untuk dinilai langsung oleh juri internasional yang berasal dari kalangan profesional dan akademisi dengan pengalaman panjang di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Inovasi ini dinilai memiliki relevansi tinggi karena mengangkat isu keselamatan publik yang juga dihadapi oleh banyak negara dengan wilayah pesisir.

Prof. Dr. Kusrini menyampaikan bahwa respons juri terhadap Smart Bevisat cenderung positif, terutama pada aspek permasalahan yang diangkat dan pendekatan teknologi yang digunakan. Juri menilai bahwa Smart Bevisat menawarkan solusi yang kontekstual dan berangkat dari kebutuhan nyata di masyarakat.

“Masukan dari juri menjadi catatan penting bagi kami, khususnya terkait penguatan implementasi agar sistem ini dapat digunakan secara lebih luas,” jelas Prof. Dr. Kusrini. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga dalam pengembangan inovasi berbasis riset di tingkat internasional.

Pengembangan Smart Bevisat Pasca APICTA 2025

Pasca APICTA 2025, Pengembangan Smart Bevisat selanjutnya diarahkan pada penguatan riset di bidang computer vision dan Internet of Things, terutama untuk meningkatkan akurasi deteksi pengunjung dan ketahanan sistem di kondisi lingkungan pantai yang dinamis. Tim pengembang juga menaruh perhatian pada efisiensi sistem agar dapat beroperasi secara mandiri, baik dari sisi daya maupun jaringan.

Selain itu, Implementasi Smart Bevisat juga ajan diperluas di pantai-pantai lain yang memiliki tingkat risiko tinggi. Pendekatan ini dilakukan secara bertahap, dengan mempertimbangkan kesiapan teknologi, dukungan pemangku kepentingan, serta kebutuhan petugas di lapangan.

Prof. Dr. Kusrini menegaskan bahwa tujuan utama pengembangan Smart Bevisat adalah memberikan dampak nyata. “Fokus kami adalah bagaimana sistem ini benar-benar bisa membantu petugas dan meningkatkan keselamatan pengunjung pantai,” katanya.

Keikutsertaan Smart Bevisat di APICTA juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Selama rangkaian APICTA, tim pengembang menjalin diskusi dengan akademisi dan pelaku industri dari berbagai negara yang tertarik pada konsep keselamatan publik berbasis teknologi.

Ke depan, Universitas AMIKOM Yogyakarta berencana melanjutkan pengembangan Smart Bevisat melalui skema pendanaan riset lanjutan serta penjajakan kerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra strategis lainnya. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pengembangan dan memperluas cakupan implementasi.

Prof. Dr. Kusrini, M.Kom., menyampaikan bahwa keterlibatan dalam ajang APICTA menjadi momentum penting bagi pengembangan riset ke depan. “Bagi kami, APICTA bukan hanya tentang kompetisi, tetapi tentang bagaimana riset yang kami kembangkan dapat diuji, dipelajari, dan disempurnakan melalui masukan dari berbagai pihak. Harapannya, Smart Bevisat dapat terus dikembangkan dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan keselamatan pengunjung pantai,” ujarnya.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
In Collaboration With : Kusrini