
Surabaya, 21 November 2025 — Alvito Afriansyah, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional sekaligus Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas AMIKOM Yogyakarta, menjadi salah satu dari 60 delegasi terpilih yang berpartisipasi dalam Future Leaders Camp (FLC) 2025 Regional IV, sebuah Forum Pemimpin Muda Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Forum ini mempertemukan pemimpin mahasiswa dari berbagai wilayah untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan generasi muda melalui pelatihan intensif, kolaborasi, dan diskusi strategis.
Sebagai program pengembangan pemimpin muda tingkat nasional, FLC dirancang melalui pendekatan experiential learning yang memberikan ruang bagi ketua BEM, pengurus organisasi mahasiswa, dan pemimpin organisasi eksternal untuk bertukar gagasan dan memperluas jejaring. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara lintas sektor, yaitu: Fauzan Adziman (Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek), Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Astri Wahyuni (Director of Corporate Affairs ParagonCorp), Rizky Arief Dwi Prakoso (CEO & Founder HMNS), Imam Santoso (Dosen ITB & Content Creator), serta delegasi-lembaga dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), yang memberikan perspektif beragam mengenai peran pemuda dan dinamika kepemimpinan di berbagai bidang.
Bagi Alvito, FLC menjadi momentum penting untuk memahami bahwa kepemimpinan tidak hanya berkaitan dengan posisi, tetapi dengan keberanian mengambil keputusan dan kemampuan melihat kebutuhan orang lain. Ia mengaku bahwa sebelum mengikuti FLC, ia masih menyimpan keraguan dalam menyampaikan gagasan dan memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitarnya. Namun, interaksi intens dengan para pemimpin muda dari berbagai kampus membuatnya melihat bahwa setiap pemimpin memiliki perjalanan, latar belakang, dan gaya memimpin yang berbeda.
“Forum ini membuka mata saya bahwa pemimpin bukan hanya mereka yang berada di posisi puncak, tetapi mereka yang mau mendengarkan, belajar, dan mengambil peran ketika dibutuhkan,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari rangkaian forum, Peserta juga mengikuti Mini Project yang dirancang untuk melatih kemampuan analitis dan kolaboratif dalam merumuskan solusi isu strategis menuju Indonesia Emas 2045. Dalam kelompok lintas kampus, Alvito bersama timnya mengangkat isu pengangguran Gen Z dan melakukan analisis terhadap tantangan ketenagakerjaan nasional.
Alvito menjelaskan bahwa kelompoknya menyoroti kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri yang semakin dinamis. Melalui diskusi intensif dan studi berbasis appreciative inquiry, kelompok ini mengidentifikasi sejumlah penyebab utama tingginya angka pengangguran pada kelompok usia produktif tersebut, termasuk standar entry-level industri yang belum inklusif serta kurang optimalnya integrasi platform ketenagakerjaan nasional. Selain itu, platform “Siap Kerja” milik pemerintah dinilai belum sepenuhnya mampu memetakan kompetensi pencari kerja maupun kebutuhan perusahaan secara real-time.
“Masalah pengangguran Gen Z bukan hanya soal kurangnya lapangan kerja, tetapi kurangnya sistem yang menghubungkan lulusan dan industri dengan efektif,” kata Alvito.
Berdasarkan temuan tersebut, kelompok Alvito merumuskan usulan optimalisasi platform “Siap Kerja” sebagai solusi utama. Konsep tersebut mencakup integrasi database nasional lulusan, pemetaan kompetensi berbasis standar industri, serta konektivitas langsung dengan perusahaan. Platform yang diperkuat dengan sistem rekomendasi berbasis minat dan kemampuan ini diharapkan mampu mempersingkat proses pencarian kerja dan meningkatkan akurasi penempatan tenaga kerja.
“Kami ingin menghadirkan sistem yang tidak hanya menerima data, tetapi mampu bekerja sebagai jembatan aktif antara lulusan dan dunia industri,” tambahnya.
Seluruh hasil Mini Project dari tiap regional akan dievaluasi dan pemenangnya diumumkan pada Future Leaders Summit, puncak kegiatan yang mempertemukan seluruh delegasi FLC dari berbagai wilayah Indonesia dalam satu forum bersama. Pada agenda tersebut, peserta akan mempresentasikan gagasan terbaik dan memperlihatkan kontribusi mereka sebagai pemimpin muda di tingkat nasional.

Alvito merefleksikan banyak hal yang ia pelajari selama mengikuti forum tersebut. Ia menuturkan bahwa pengalaman ini memberinya pemahaman baru tentang esensi kepemimpinan, terutama mengenai pentingnya kesadaran diri, keberanian mengambil peran, dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat. Forum ini juga mengajarkannya bahwa kolaborasi merupakan faktor penting dalam menghasilkan solusi yang komprehensif.
“Saya belajar bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang memimpin organisasi, tetapi tentang bagaimana kita hadir, mendengarkan, dan mengambil keputusan yang memberi manfaat bagi orang lain,” ujarnya.
Keikutsertaan Alvito dalam Forum Pemimpin Muda Nasional menjadi momentum penting bagi Universitas AMIKOM Yogyakarta dalam mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif di level nasional. Pengalaman ini diharapkan dapat memperkaya perjalanan kepemimpinan Alvito sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan kapasitas diri dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.


Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : Alvito Afriansyah, Yohanes William Santoso




