Universitas AMIKOM Yogyakarta Angkat Kreativitas Lokal Lewat Nobar dan Talkshow Battle of Surabaya di Jogja Ekraf Week 2025

29 October 2025 | Berita Utama


Yogyakarta, 25 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari rangkaian Jogja Ekraf Week 2025, Universitas AMIKOM Yogyakarta melalui MSV Pictures menggelar Creative Talkshow bertema “The Battle of Surabaya: Dari Kreativitas Lokal ke Pengakuan Global” di Atrium Rama, Sleman City Hall, Sabtu (25/10). Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M. (Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta) dan Anggra Agastyassa Owie, S.I.Kom., M.Sos. (Dosen Jogja Film Academy), dengan Sri Indah Anugrahani, S.E. sebagai moderator.

Talkshow ini menjadi ruang inspiratif bagi pelaku industri kreatif, akademisi, dan masyarakat untuk memahami bagaimana karya animasi lokal seperti The Battle of Surabaya mampu menembus panggung internasional. Diskusi difokuskan pada perjalanan ekosistem animasi Indonesia, tantangan kreatif, serta peran pendidikan dalam mencetak generasi muda yang mampu bersaing di industri global.

Dalam paparannya, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M. menekankan pentingnya nilai keindahan dan moral dalam proses kreatif pembuatan film animasi. Menurutnya, sinematografi tidak sekadar menghadirkan keindahan visual, melainkan juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan spiritual dan kemanusiaan.

“Film yang baik bukan hanya indah dilihat, tapi juga mampu menggugah hati dan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Buatlah film yang bisa membuatmu masuk surga, bukan film yang membuatmu masuk neraka,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yanto menceritakan proses kreatif di balik produksi Battle of Surabaya yang menjadi bukti bahwa ide-ide lokal dapat diterjemahkan menjadi karya Animasi yang bisa bersaing di tingkat global. Ia menegaskan bahwa salah satu keunggulan animasi Indonesia terletak pada kemampuan untuk menggabungkan teknologi, budaya, dan nilai-nilai universal.

Prof. Yanto juga menegaskan bahwa cerita (storytelling) merupakan unsur paling mendasar dan penting dalam pembuatan film, terutama film animasi yang berorientasi pada pesan kemanusiaan dan nilai budaya. Menurut beliau, kekuatan utama dari sebuah film bukan hanya terletak pada teknologi atau efek visual yang digunakan, melainkan pada kemampuan cerita untuk menyentuh perasaan penonton dan menyampaikan pesan moral yang mendalam.

“Dalam setiap film, yang paling penting adalah cerita. Cerita yang baik bisa menggugah hati, menggerakkan emosi, bahkan mengubah cara pandang penonton terhadap kehidupan,” ungkapnya di hadapan peserta talkshow.

Dalam agenda tersebut, Dosen Jogja Film Academy, Anggra Owie, menyampaikan pandangan inspiratif mengenai potensi besar generasi muda Indonesia dalam mengembangkan industri film animasi dan ekonomi kreatif nasional. ia juga menyoroti kualitas film animasi Battle of Surabaya yang dinilainya telah menjadi salah satu tonggak penting bagi kebangkitan animasi Indonesia.

“Battle of Surabaya bukan hanya karya animasi, tetapi representasi bahwa sineas Indonesia mampu menghasilkan karya berkualitas yang bisa bersaing di kancah global,” ujarnya.

Anggra Owie juga menyoroti pentingnya regenerasi kreator muda yang siap menghadapi tantangan industri animasi global. Menurutnya, Battle of Surabaya telah menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi sineas muda untuk menghasilkan karya yang berdaya saing tinggi.

“Kami ingin generasi muda, terutama Gen Z, berani berkarya dan mengirimkan hasil produksinya ke berbagai festival film internasional. Dari situ mereka bisa belajar, berjejaring, dan meningkatkan kualitas karya,” jelasnya.

Owie juga menyebutkan bahwa sektor ekonomi kreatif menjadi peluang strategis bagi generasi muda untuk menciptakan lapangan kerja baru. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri perlu diperkuat agar karya animasi lokal dapat terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang nyata.

Sebagai pengajar di Jogja Film Academy, Anggra menekankan pentingnya pendidikan film yang tidak berhenti pada teori, tetapi juga diarahkan pada praktik produksi dan kompetisi internasional. Menurutnya, keikutsertaan mahasiswa dalam festival merupakan langkah nyata untuk membangun reputasi dan jaringan di industri kreatif internasional. Ia berharap pendekatan tersebut dapat memperkuat mental dan profesionalisme sineas muda Indonesia.

“Kami mendorong mahasiswa untuk terus memproduksi film, bahkan sejak tugas akademik, dan mengirimkannya ke festival-festival film agar mereka terbiasa bersaing secara global,” jelasnya.

Sebelum sesi talkshow berlangsung, acara diawali dengan Nonton Bareng Film Animasi “The Battle of Surabaya” yang disambut antusias oleh para pengunjung Jogja Ekraf Week 2025. Film tersebut menjadi pembuka yang menggugah dan menguatkan konteks diskusi mengenai perjalanan karya animasi lokal menuju pengakuan global.

Selain itu, Universitas AMIKOM Yogyakarta juga membuka stand pameran di Jogja Ekraf Week 2025, yang menampilkan berbagai produk animasi, teknologi digital, serta inovasi hasil karya mahasiswa dan dosen. Stand ini menarik perhatian banyak pengunjung karena menampilkan kreativitas mahasiswa AMIKOM melalui berbagai karya unggulan yang mencerminkan potensi besar ekosistem ekonomi kreatif Yogyakarta.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan pin apresiasi oleh perwakilan Dinas Pariwisata DIY kepada Prof. Suyanto sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam membangun ekosistem kreatif Yogyakarta. Agenda ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sineas, akademisi, dan masyarakat untuk terus berkarya dan mengangkat potensi lokal menuju pengakuan global melalui film dan karya kreatif lainnya.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : M. Suyanto, Anggra Owie