Salatiga, 2 Oktober 2025 — Dosen sekaligus Ketua Program Studi D3 Teknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta, Barka Satya, M.Kom., resmi menuntaskan pendidikan doktoralnya di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Ujian tertutup tersebut dilaksanakan pada Kamis, 2 Oktober 2025 di Ruang FTI 120 Lantai 1 Gedung FTI UKSW.
Dalam kesempatan itu, Barka mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Optimisasi YOLOv8 untuk Pengenalan Plat Nomor Otomatis pada Perangkat Bergerak dengan Sumber Daya Terbatas.” Penelitian tersebut mengusung pengembangan teknologi kecerdasan buatan di bidang computer vision yang berfokus pada optimalisasi algoritma YOLOv8 agar mampu mendeteksi plat nomor kendaraan secara real-time menggunakan perangkat bergerak seperti smartphone, tanpa memerlukan sumber daya besar.
Ujian tertutup ini dipimpin langsung oleh Prof. Ir. Danny Manongga, M.Sc., Ph.D. selaku promotor dan Hendry, Ph.D. sebagai co-promotor. Turut hadir dalam jajaran penguji, Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc., Prof. Hindriyatno Dwi Purnomo, ST., MIT., Ph.D., Dr. Irwan Sembiring, ST., M.Kom., dan Radius Tanone, Ph.D.. Para penguji memberikan apresiasi atas kedalaman analisis serta relevansi penelitian Barka terhadap tantangan teknologi di Indonesia.
Solusi Visioner untuk Smart Transportation
Melalui penelitiannya tersebut, Barka berupaya menghadirkan teknologi computer vision dan image processing yang mampu bekerja pada perangkat Android tanpa memerlukan sumber daya komputasi besar. Sistem ini dirancang agar dapat mendeteksi dan mengenali plat nomor kendaraan secara real-time, baik untuk keperluan parkir digital, e-toll, sistem tilang elektronik, maupun keamanan lalu lintas.
“YOLOv8 memungkinkan deteksi objek dilakukan dengan sangat cepat dan akurat. Tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan performa tersebut agar bisa berjalan di perangkat dengan kapasitas terbatas, seperti smartphone,” jelas Barka dalam wawancara setelah ujian.
Ia menambahkan, hasil riset ini diharapkan dapat mendukung pengembangan fitur keselamatan kendaraan (vehicle safety system) seperti pencegahan tabrakan otomatis (collision mitigation) yang biasanya hanya tersedia di mobil premium.
“Kalau sistem ini bisa diimplementasikan di perangkat umum, kita bisa menghadirkan teknologi keselamatan yang lebih inklusif dan terjangkau,” ujarnya.
Riset ini juga membuka peluang baru bagi integrasi antara AI, Internet of Things (IoT), dan sistem transportasi cerdas (smart transportation systems). Dengan menggunakan pendekatan optimisasi YOLOv8, sistem dapat bekerja dengan efisien tanpa harus menggunakan server atau GPU besar, sehingga dapat diadopsi oleh instansi pemerintah, pengembang aplikasi transportasi, maupun industri otomotif lokal.
“Tujuan akhirnya adalah menciptakan sistem deteksi cerdas yang bisa digunakan di berbagai kondisi cuaca, pencahayaan, dan kecepatan kendaraan yang berbeda. Artinya, teknologi ini bisa bermanfaat luas, tidak hanya untuk tilang elektronik tapi juga keamanan dan riset forensik digital,” jelasnya.
Perjalanan Akademik Barka
Barka memulai studi doktoralnya di UKSW pada awal masa pandemi COVID-19, sebuah periode yang menantang karena seluruh aktivitas akademik harus beradaptasi dari sistem luring ke daring, lalu kembali ke tatap muka setelah situasi membaik. Ia menggambarkan proses tersebut sebagai fase pembelajaran yang bukan hanya ilmiah, tetapi juga mental dan spiritual.
“S3 ini adalah perjalanan spiritual. Panjang, menantang, dan penuh pembelajaran. Harus sabar, fokus, dan siap beradaptasi dengan berbagai situasi,” ungkapnya.
Ia tidak lupa menyinggung peran keluarga yang menurutnya menjadi faktor penentu keberhasilan. Dukungan moral dan emosional dari orang-orang terdekat menjadi bahan bakar utama di tengah tekanan akademik.
“Support dari keluarga itu luar biasa. Mereka adalah alasan kita tetap berdiri ketika semua terasa berat. Keluarga adalah energi yang menjaga kita tetap waras dalam proses panjang ini,” ucapnya dengan haru.
Barka menyebut bahwa setiap mahasiswa doktoral memiliki ritme dan tantangannya sendiri, sehingga penting untuk tidak membandingkan perjalanan pribadi dengan orang lain.
“Setiap orang punya jalannya sendiri. Yang penting tetap di jalur, terus belajar, dan jangan menyerah. Dukungan keluarga juga jadi energi yang luar biasa,” ungkapnya.
Barka menekankan pentingnya disiplin dan kejujuran dalam menjalani riset. Ia mengingatkan bahwa setiap peneliti harus berani terbuka dengan pembimbing dan jujur terhadap kendala yang dihadapi, karena keterbukaan adalah pintu solusi.
“Kuncinya fokus dan jujur. Jangan pernah menutupi kesulitan dari promotor atau co-promotor. Mereka bukan hanya pembimbing akademik, tapi juga orang tua ilmiah yang akan menuntun kita keluar dari kebuntuan penelitian,” katanya.
Ia juga berpesan agar para peneliti muda tidak mudah menyerah ketika menghadapi fase sulit dalam penelitian. Menurutnya, setiap tantangan justru akan melatih ketahanan mental dan memperkaya cara berpikir seorang akademisi. Ia mengajak para akademisi muda untuk tidak ragu memulai studi doktoral atau terjun dalam penelitian besar. Ia menegaskan bahwa meneliti bukan sekadar soal kemampuan intelektual, tetapi juga keberanian mengambil risiko.
“Kalau sudah basah, ya mandi sekalian. Artinya kalau sudah berani menuntut ilmu, jangan ragu melangkah. Meneliti itu pasti ada resikonya—materi, waktu, energi—tapi di situlah nilai perjuangan sebenarnya,” tegasnya.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
In Collaboration With : Barka Satya