Inovasi Oven Gula Semut Karya Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta Raih Dukungan Paten

22 September 2025 | Berita Utama

Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta, Agung Pambudi, ST., MA. berhasil meraih Bantuan Biaya Pendaftaran Permohonan Paten dan Pemeriksaan Substantif Paten dari hasil Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten (PDPP) Gelombang 1 Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Bantuan ini mendukung inovasi miliknya yang berjudul “Heat Exchanger untuk Oven Gula Semut Berbasis Mikrokontroler”.

Inovasi ini berangkat dari keprihatinan Agung terhadap proses produksi gula semut yang masih menggunakan metode tradisional dan menghabiskan energi cukup besar. Dalam survei di daerah Kokap, Kulon Progo, ia menemukan para pengrajin masih mengandalkan tungku kayu dan oven yang memerlukan tambahan energi dari gas elpiji untuk mengeringkan gula semut agar kadar airnya mencapai di bawah 3 persen. “Padahal, sisa panas dari tungku tradisional itu sebenarnya bisa dimanfaatkan kembali sebagai sumber panas tambahan,” jelas Agung.

Melalui konsep heat exchanger berbasis mikrokontroler, sistem yang dirancang Agung mampu memanfaatkan sisa panas tungku untuk mengeringkan gula semut, sehingga proses lebih hemat energi, mengurangi biaya produksi, sekaligus mempertahankan kualitas produk seperti warna dan teksturnya. Ia menargetkan inovasi ini dapat menjadi solusi efisiensi energi bagi UMKM produsen gula semut, meningkatkan daya saing, sekaligus memperbesar margin keuntungan mereka.

Agung menceritakan bahwa rancangan awal inovasi ini pernah diajukan di sistem pendanaan penelitian BIMA namun belum diterima. Kesempatan program PDPP menjadi titik balik, sehingga ia mengajukan ringkasan proposal invensi dan berhasil lolos. “Setelah diterima, kami akan lanjutkan dengan penelitian lanjutan dan pembuatan prototipe. Proses ini ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga bulan sebelum diajukan ke LPPM untuk didaftarkan patennya,” ungkapnya.

Ia juga memberi pesan kepada peneliti dan dosen muda agar tidak ragu mendaftarkan invensi, sekalipun idenya sederhana. Menurutnya, tantangan utama ada pada penulisan deskripsi paten yang menjadi poin terkuat saat diajukan. “Prosesnya memang panjang, bahkan bisa memakan waktu bertahun-tahun hingga paten granted, tetapi dengan pendampingan yang tepat, hasilnya akan membawa manfaat besar bagi institusi dan masyarakat,” tegas Agung.

Ke depan, ia berharap inovasi ini dapat diterapkan di sentra-sentra produksi gula semut dan membantu industri kecil menjadi lebih efisien. Agung juga mengajak dosen lain untuk berkolaborasi mengembangkan ide-ide inovasi serupa. “Mari kita bersama-sama mematenkan karya kita. Hal ini akan mengangkat nama Universitas AMIKOM Yogyakarta dalam bidang penelitian dan pengabdian,” tutupnya.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : Agung Pambudi