Game Edukasi Keuangan Karya Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta Dapat Dukungan Paten

22 September 2025 | Berita Utama

Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta, Rizky, M.Kom., berhasil menerima Bantuan Biaya Pendaftaran Permohonan Paten dan Pemeriksaan Substantif Paten dari hasil Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten (PDPP) Gelombang 1 Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Dukungan ini diberikan untuk mendorong perlindungan hukum atas karyanya yang berjudul “Permainan Papan untuk Mengajarkan Konsep Keuangan Dasar”.

Permainan papan yang dikembangkan Rizky merupakan game edukasi literasi keuangan yang dirancang agar konsep finansial dapat dipelajari secara interaktif dan menyenangkan. Permainan ini menyerupai monopoli, namun isi permainannya mengajarkan tiga konsep penting: pengeluaran kebutuhan, investasi, dan perencanaan finansial.

“Saya ingin membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana sehingga orang bisa belajar tanpa merasa terbebani,” jelas Rizky.

Game ini lahir dari hasil penelitian matching fund yang dilakukan bersama mitra Nasma Office dan Dinas Koperasi DIY. Inovasi ini telah diimplementasikan dalam pelatihan untuk lebih dari 50 pelaku UMKM di Yogyakarta serta komunitas UMKM di Bogor. Media permainan dilengkapi dengan elemen Augmented Reality (AR) sehingga pengalaman belajar terasa lebih hidup. Rizky menegaskan bahwa penggunaan media permainan membuat pembelajaran lebih efektif dibandingkan seminar biasa karena peserta dapat langsung berdiskusi, berinteraksi, dan memecahkan masalah nyata selama bermain.

Dalam wawancara, Rizky mengungkapkan bahwa tujuan utamanya adalah menjadikan literasi keuangan lebih inklusif. “Game ini bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk UMKM yang ingin belajar mengatur keuangan. Bahkan saat diuji coba ke siswa SD dan SMP, mereka menikmatinya dan tidak merasa sedang belajar hal yang sulit,” ujarnya.

Melalui program PDPP, Rizky mendapatkan pendampingan selama dua hari terkait penulisan deskripsi paten dan revisi draft hingga siap diajukan. Selain itu, biaya pendaftaran dan pemeriksaan substantif paten akan diganti melalui mekanisme reimbursement oleh Kementerian.

Rizky berharap paten ini menjadi pintu awal untuk kolaborasi dengan industri agar permainan tersebut bisa diproduksi massal dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Ia juga bercita-cita mengembangkan topik permainan ke literasi digital dan fintech, sehingga dapat menjawab kebutuhan generasi muda yang semakin akrab dengan layanan keuangan digital.

“Jika produk ini bisa diproduksi secara luas, dampaknya tidak hanya bagi UMKM, tetapi juga untuk pendidikan keuangan di sekolah. Harapannya, literasi finansial bisa menjadi budaya sejak dini,” tutup Rizky.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : Rizky