Yogyakarta, 4 Agustus 2025 — Universitas AMIKOM Yogyakarta menggelar Pameran Produk Inovasi AI sebagai bagian dari rangkaian Peresmian Pusat Pengembangan Artificial Intelligence (AI). Acara berlangsung di Teras Gedung Citra 2, Kampus Universitas AMIKOM Yogyakarta, pada Senin (4/8), pukul 10.00 WIB, dan menjadi salah satu upaya konkret institusi dalam mendorong transformasi digital, penguatan riset, serta literasi teknologi di kalangan sivitas akademika dan masyarakat.
Pameran ini menampilkan 20 karya berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berasal dari dosen, mahasiswa, dan mitra startup yang sebelumnya merupakan bagian dari inkubator Universitas AMIKOM Yogyakarta. Beberapa di antaranya berasal dari unit usaha yang telah spin-off dari inkubator dan mampu memperoleh pendanaan dari luar, baik hibah pemerintah maupun mitra swasta.
Produk yang ditampilkan mencerminkan keragaman aplikasi AI dalam berbagai bidang. Beberapa kategori unggulan mencakup AI untuk kesehatan, seperti kursi roda cerdas dan sistem prediksi penyakit diabetes dan kolesterol. Di bidang kebugaran, terdapat aplikasi pelatihan fisik seperti “squat jam”. Untuk sektor pariwisata, pengembang memamerkan teknologi interaktif yang menyatukan AI dengan pengalaman wisata digital. Sedangkan di bidang pertanian dan kebencanaan, ditampilkan drone pertanian, pelampung pintar, serta sistem deteksi kebakaran hutan.
Produk inovasi bidang animasi dan game interaktif dikembangkan dengan teknologi adaptif yang memungkinkan tingkat kesulitan menyesuaikan kemampuan pemain. Inovasi ini menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan dapat diintegrasikan dalam dunia multimedia secara fungsional.
“Semua produk yang dipamerkan hari ini fokus pada penerapan AI yang konkret dan kontekstual. Ini bukan sekadar prototipe, tapi solusi yang sedang dikembangkan untuk masuk ke masyarakat,” ujar Galeh Priatmaja dari Pusat Pengembangan Artificial Intelligence.
Kecerdasan Buatan di Udara: Drone yang Bisa “Membedakan Hama dari Manusia”
Salah satu inovasi unggulan dalam pameran ini adalah demo drone cerdas yang ditampilkan secara langsung di lapangan basket kampus. Drone tersebut mampu mendeteksi objek dan melakukan penyemprotan hanya pada area tanaman yang teridentifikasi. Teknologi ini dikembangkan oleh startup FROG Indonesia, yang merupakan hasil inkubasi dari Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Dalam penjelasannya, Arief Setyanto, S.Si., M.T., Ph.D., selaku Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan, menguraikan bahwa drone tersebut telah dilengkapi dengan chip AI khusus yang memungkinkan perangkat untuk mendeteksi objek secara otomatis saat melakukan penyemprotan.
“Drone ini tidak hanya bisa terbang dan menyemprot, tapi juga punya detektor objek dan penghindar halangan. Misalnya, jika di bawahnya ada manusia, drone bisa mengenali bahwa itu bukan hama dan tidak akan menyemprot. Tapi kalau yang terdeteksi adalah tanaman dengan potensi serangan hama, maka drone akan melakukan penyemprotan secara otomatis,” jelasnya.
Drone ini disebut sebagai bagian dari teknologi pertanian presisi, yang sangat relevan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, terlebih di wilayah-wilayah dengan tenaga kerja terbatas namun lahan pertanian luas seperti Papua dan Kalimantan.
Drs. Asro Nasiri, M.Kom., Direktur Direktorat Innovation Center, menambahkan bahwa teknologi drone ini merupakan bagian dari kisah sukses inkubasi startup di AMIKOM. Ia menjelaskan bahwa FROG Indonesia awalnya merupakan proyek tugas akhir mahasiswa yang kemudian dibina oleh universitas hingga menarik perhatian investor.
“FROG awalnya lahir dari mahasiswa kita. Lalu kita bantu kembangkan, kenalkan ke investor, dan sekarang jadi perusahaan yang besar di Jalan Imogiri Barat,” ujar Asro.
Peran Pusat Pengembangan AI
Pameran ini juga menjadi langkah awal integrasi hasil riset ke dalam wadah resmi Pusat Pengembangan AI, yang secara bersamaan diluncurkan hari itu. Dalam penjelasannya, Prof. Dr. Ema Utami, S.Si., M.Kom., selaku Direktur Pusat Pengembangan AI, menyatakan bahwa pendirian pusat ini merupakan langkah strategis Universitas AMIKOM Yogyakarta dalam mendukung percepatan tiga agenda besar nasional: Indonesia Emas 2045, Visi Digital 2045, dan Asas Cita Pemerintahan.
“Pusat ini kami dirikan agar pengembangan AI di AMIKOM bisa lebih terarah, terintegrasi, dan berdampak langsung. AI harus hadir bukan hanya dalam diskusi akademik, tapi juga menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ujar Prof. Ema.
Pusat Pengembangan AI ini memiliki enam divisi tematik yang mencakup bidang-bidang strategis: animasi, multimedia interaktif, pertanian dan peternakan, kesehatan, pariwisata, serta mitigasi dan penanggulangan bencana. Setiap divisi didukung oleh delapan laboratorium khusus, seperti Lab Animasi, Lab Drone, Lab Komputasi Linguistik, dan lainnya.
Lebih dari sekadar tempat riset, pusat ini juga akan berperan aktif dalam mengawal keberlanjutan produk-produk inovasi melalui skema pembinaan riset, fasilitasi akses hibah, hilirisasi teknologi, dan pembentukan ekosistem kolaboratif. Dengan pendekatan tersebut, Universitas AMIKOM Yogyakarta berharap inovasi-inovasi yang ditampilkan dalam pameran ini tidak hanya berhenti di tahap prototipe, tetapi mampu berkembang menjadi solusi yang bermanfaat secara luas.
“Setelah pameran ini, proses pendampingan tetap berlanjut. Kami ingin memastikan produk-produk ini mendapat dukungan, baik secara teknis maupun kelembagaan, agar bisa berlanjut ke industri atau masyarakat,” tutup Prof. Ema.
Pameran ini sekaligus mempertegas posisi Universitas AMIKOM Yogyakarta sebagai institusi pendidikan yang aktif memfasilitasi kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan komunitas dalam pengembangan teknologi cerdas yang kontekstual, efisien, dan berdaya guna.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden: Galeh Priatmaja