Yogyakarta, 21 Mei 2025 – Pemerintah Kota Yogyakarta dan Universitas AMIKOM Yogyakarta resmi menandatangani Kesepakatan Bersama terkait penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dan pengembangan program Kampung Tematik di Kota Yogyakarta. Penandatanganan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Yogyakarta, sebagai bagian dari inisiatif Pemkot dalam menjalin kemitraan dengan 47 perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendukung pembangunan masyarakat berbasis potensi lokal dan penguatan peran perguruan tinggi.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam dokumen dengan nomor 29/KB.YK/TMT.05/MEI/2025 dan 012/MoU/AMIKOM/V/2025. Dalam perjanjian ini, Universitas AMIKOM Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta sepakat untuk bersama-sama merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi program-program Tridharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya melalui pengembangan Kampung Tematik.
Pada momen penandatanganan tersebut, Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta didampingi oleh Kasubdit Pengabdian Masyarakat, Bapak Rizki Sukma Kharisma, M.Kom., yang turut memastikan kesiapan implementasi program melalui LPPM AMIKOM.
Universitas AMIKOM Yogyakarta sendiri ditunjuk sebagai pendamping utama dalam penyelenggaraan program Kampung Tematik di Kelurahan Bener dan Kricak yang berada di wilayah Kemantren Tegalrejo. Pelaksanaan program ini nantinya akan dijalankan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa program Kampung Tematik akan dikembangkan di 169 kampung dengan mengedepankan tema kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah sebagai prioritas utama. “Kami ingin setiap kampung, bersama perguruan tinggi pendampingnya, bisa mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang baik dan lingkungan yang bersih. Tema lainnya disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing kampung,” ujarnya.
Program Kampung Tematik dirancang sebagai model kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk memperkuat identitas lokal serta meningkatkan kesejahteraan warga. Tema-tema kampung dikembangkan berdasarkan karakteristik sosial budaya dan potensi ekonomi seperti kampung batik, kampung literasi, kampung wisata, kampung digital, hingga kampung kreatif berbasis seni dan budaya.
Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta, Prof. Dr. Suyanto, M.M., menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja sama ini dan menyebutnya sebagai langkah strategis untuk memperkuat pembangunan berbasis potensi lokal. “Kerjasama ini adalah wujud nyata komitmen bersama untuk memajukan Yogyakarta sebagai kota kreatif, dan saya sangat mengapresiasi dukungan Pemkot dalam mewujudkan visi ini,” ujarnya.
Prof. Suyanto menjelaskan bahwa Universitas AMIKOM Yogyakarta memiliki ekosistem ekonomi kreatif yang terdiri dari berbagai entitas industri, seperti televisi, radio, film animasi, software house, inkubator, dan lainnya. Ekosistem ini terinspirasi dari model Jepang, yang berfokus pada pemanfaatan ide untuk menghasilkan pendapatan.
“Inilah yang bisa diduplikasi, karena kita kreatif, dan ekonomi kreatif itu adalah bagaimana orang menghasilkan uang dari ide,” tambahnya.
Kerja sama ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan. Menurut Prof. Suyanto, program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG), khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan akses pendidikan melalui pemberdayaan masyarakat dengan teknologi.
Kerja sama antara Universitas AMIKOM Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan menjadi praktik kolaboratif yang berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan pendekatan berbasis ekonomi kreatif dan dukungan teknologi, kampung-kampung di Kota Yogyakarta berpeluang menjadi kawasan inovatif yang menyatukan budaya, ekonomi, dan pendidikan dalam satu ekosistem pembangunan yang inklusif.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional
Koresponden : M. Suyanto
Kontributor: Rumini