Yogyakarta, 24 April 2025 — Siswa-siswi kelas XII SMA Budi Mulia Dua Yogyakarta menggelar screening hasil ujian kompetensi di ruang Cinema Universitas AMIKOM Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari kunjungan edukatif yang bertujuan untuk menampilkan karya film kolaboratif sebagai bentuk penilaian akhir siswa, serta mempererat hubungan kemitraan antara institusi pendidikan menengah dan perguruan tinggi.
Acara dimulai dengan penyambutan hangat dari pihak Universitas AMIKOM Yogyakarta, yang diwakili oleh Alfi Nur Rahmi, S.Kom., M.Kom., selaku Kepala Subdirektorat Pemasaran dan dosen Program Studi Sistem Informasi. Dalam sambutannya, Ibu Alfie menyampaikan apresiasi atas kehadiran siswa-siswi SMA Budi Mulia Dua dan menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan menengah dan perguruan tinggi dalam membentuk generasi muda yang kreatif dan inovatif.
“Film bisa menjadi sarana menyampaikan pesan, dan kami senang menjadi bagian dari proses pembelajaran lintas disiplin seperti ini,” ujarnya.
Dua film ditayangkan dalam sesi screening merupakan karya film hasil integrasi sepuluh mata pelajaran yang dikembangkan secara kolaboratif oleh siswa kelas XII selama beberapa bulan terakhir.
Kedua Film itu adalah Mendarah dari jurusan IPS dan Merah Putih di Langit Surabaya dari jurusan IPA. Film Mendarah mengangkat kisah tragedi Rawa Gede pada masa agresi militer Belanda dan memadukannya dengan elemen fiksi keluarga dan nilai historis. Sementara film Merah Putih di Langit Surabaya menghadirkan narasi pertempuran heroik rakyat Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam sesi diskusi usai penayangan film Mendarah, Hafiz dan Daejin sebagai sutradara dan tim kreatif mengungkapkan bahwa film tersebut mengangkat tragedi Rawa Gede sebagai bentuk pengingat sejarah.
“Kami padukan elemen fiksi seperti karakter keluarga Astri dengan latar tragedi nyata Rawa Gede. Bahkan kami menyesuaikan alur waktu berdasarkan fakta bahwa Belanda sempat menyampaikan surat permintaan maaf pada tahun 2010,” ungkapnya.
Sementara itu, tim pembuat film Merah Putih di Langit Surabaya yang dipimpin oleh Alun sebagai produser juga menyampaikan latar belakang karyanya. Ia menjelaskan bahwa film ini dibuat untuk membangkitkan semangat nasionalisme generasi muda dengan menampilkan perjuangan rakyat Surabaya pasca-kemerdekaan.
“Kami ingin adik-adik kelas 10 dan 11 tahu bahwa sejarah tidak harus disampaikan lewat buku saja. Film bisa menjadi media yang kuat untuk membangkitkan empati dan semangat kebangsaan,” ucap Alun.
Dalam kesempatan tersebut,Nurfian Yudhistira, S.I.Kom, M.A dosen Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta memuji keberanian siswa dalam mengangkat tema sejarah serta menyoroti aspek teknis dan penyutradaraan yang dinilai cukup matang untuk ukuran pelajar SMA. “Ada detail visual yang sangat baik, terutama dalam pengambilan gambar malam hari. Namun, perlu perhatian lebih pada aspek logika waktu dan properti sejarah agar film semakin kuat secara naratif,” tutur Nurvian.
Kunjungan ini juga memperkenalkan para siswa pada berbagai program studi di Universitas AMIKOM Yogyakarta yang relevan dengan industri kreatif dan digital. Ibu Alfi dalam presentasinya memaparkan peluang karier dan kontribusi alumni AMIKOM dalam industri animasi, teknologi informasi, dan perfilman nasional.
Di akhir acara, sesi dokumentasi dan penyerahan cinderamata memperkuat harapan kolaborasi antara SMA Budi Mulia Dua Yogyakarta dan Universitas AMIKOM Yogyakarta untuk terus berlanjut di masa mendatang. Screening ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya siswa, tetapi juga bentuk konkret dari pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi pada penguatan kompetensi abad 21.