Universitas Amikom Yogyakarta Gelar Workshop Keuangan Digital, Dorong Literasi Finansial Dosen dan Tendik

11 April 2025 | Berita Utama

Mengelola keuangan secara bijak dan cerdas menjadi kunci utama untuk meraih kesejahteraan hidup, demikian disampaikan oleh Andreanus Setiawan, CFR. Certified Financial Planner sekaligus Senior Vice President dari BCA Digital, dalam Workshop “Mengelola Keuangan Digital dengan Metode Cash Stuffing” yang diadakan oleh Direktorat PSDM Universitas Amikom Yogyakarta dan diikuti oleh Dosen dan Tenaga Pendidik Universitas AMIKOM Yogyakarta, Pada hari Kamis (10/4), di Ruang Citra II.

Workshop ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Amikom Yogyakarta dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan sivitas akademika, agar tidak hanya cerdas dalam akademik, tetapi juga bijak dalam mengelola keuangan pribadi.

Dalam sambutannya, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Amikom Yogyakarta, Heri Sismoro, menyampaikan bahwa kunci kesejahteraan bukan semata pada besar kecilnya penghasilan, melainkan pada kemampuan mengelola keuangan dengan benar.

“Yang penting bukan jumlah uangnya, tapi bagaimana kita mengelolanya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kesejahteraan tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya pemasukan, melainkan bagaimana seseorang mampu mengatur dan merencanakan keuangan dengan tepat.

Heri berharap workshop ini mampu membuka wawasan para peserta agar lebih bijak dan cerdas dalam merencanakan keuangan, terlebih di era digital saat ini. Beliau juga ingin seluruh peserta dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari workshop ini untuk membangun masa depan finansial yang lebih sejahtera.

Andrianus Setiawan: Kelola Keuangan dengan Bijak, Hindari Hidup ‘Boncos’

Dalam paparannya Andrianus Setiawan, mengajak seluruh peserta untuk merenungkan pentingnya memiliki perencanaan keuangan yang matang. Ia menekankan bahwa salah satu penyebab utama masalah finansial adalah tidak adanya sistem pengelolaan keuangan yang jelas, meskipun penghasilan tetap ada setiap bulan.

“Kita bukan hanya perlu tahu cara menabung, tapi juga harus punya tujuan yang jelas—apakah untuk dana darurat, pendidikan anak, atau masa pensiun,” ujarnya. Ia membandingkan proses perencanaan keuangan layaknya menggunakan GPS: tujuan harus jelas, rute harus dirancang, dan kendaraan (instrumen keuangan) yang dipilih harus tepat.

Andrianus juga memperkenalkan metode **cash stuffing digital** sebagai salah satu pendekatan modern dalam mengelola keuangan. Melalui aplikasi “blu by BCA Digital”, peserta diajak untuk membagi pos keuangan secara spesifik, layaknya menggunakan amplop-amplop keuangan di masa lalu, namun kini dalam bentuk digital yang lebih aman dan fleksibel.

Tak hanya itu, ia juga mengajak peserta melakukan “financial check-up” sederhana untuk memetakan kondisi keuangan pribadi, mulai dari pemasukan, pengeluaran, aset, hingga cicilan. Andrianus menekankan pentingnya menabung di awal, bukan menunggu sisa pengeluaran. “Menabung itu disisihkan, bukan disisakan,” tegasnya.

Dalam sesi tersebut, ia juga menyinggung isu serius tentang **judi online** yang saat ini marak dan menggerus kondisi keuangan masyarakat. Ia menyebut judi online sebagai “narkoba digital” yang merusak dan membawa pada kehancuran finansial. Ia mengajak peserta untuk tidak tergoda dan menjauh dari praktik-praktik tersebut.

Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional