Yogyakarta, 11 April 2025 — Dalam suasana penuh kebersamaan dan semangat kebangkitan pasca-Ramadan, Universitas AMIKOM Yogyakarta menggelar acara Halal bi Halal dan Syawalan 1446 Hijriah bertajuk “Harmoni Silaturahmi Menggapai Ridho Ilahi”. Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan yayasan, rektorat, dosen, karyawan, serta relasi dan mitra kampus, berlangsung dengan penuh kehangatan di lingkungan kampus setempat.
Simbol khas lebaran seperti ketupat pun turut dihadirkan sebagai ornamen dan dijadikan refleksi nilai filosofis “ngaku lepat” (mengakui kesalahan) serta “laku papat” (empat laku) dalam budaya Jawa yang bermakna Lebaran, Leburan, Laburan, dan Luberan.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas AMIKOM, Prof. Dr. Muhammad Suyanto, MM, mengajak sivitas akademika untuk memaknai Syawal sebagai momentum memperkuat keimanan. Mengutip Surat Ali Imran ayat 133, beliau menekankan pentingnya segera meraih ampunan Allah dan surga-Nya. Beliau juga membagikan kisah-kisah klasik dari kitab Tanbihul Ghafilin, tentang pentingnya rahmat Allah, ampunan, dan pembebasan dari api neraka sebagai buah dari ibadah selama Ramadan.
Selain itu, Prof. Yanto juga mengingatkan tentang pentingnya tidak berputus asa dari ampunan Allah, melalui kisah seorang hamba yang bahkan ketika hampir sampai di neraka masih terus berharap pada ampunan-Nya, dan akhirnya diselamatkan.
Mengakhiri sambutannya, Prof. Yanto mengajak seluruh sivitas Amikom untuk melanjutkan silaturahmi dengan semangat kerja yang lebih baik, serta terus menjaga ukhuwah dan nilai-nilai Islam dalam keseharian. Ia berharap seluruh keluarga besar Amikom mendapatkan tiga pintu keutamaan Ramadan dan meraih keberkahan hidup.
Selanjutnya, Ketua Yayasan Amikom, Dr. Muhammad Idris Purwanto, MM, memotivasi seluruh sivitas akademika untuk meningkatkan profesionalisme dan rasa syukur, dengan merefleksikan perjalanan panjang Universitas AMIKOM dari kursus komputer tanpa komputer hingga menjadi kampus berkelas dunia.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh dosen dan karyawan untuk terus meningkatkan profesionalisme. Menurutnya, profesional ditandai dengan rasa bangga menjadi bagian dari Amikom, serta dermawan dalam ilmu. “Kalau dosen takut mahasiswanya lebih pintar, itu namanya dosen durhaka,” sindirnya ringan namun tegas.
Dalam penutupan, ia mengajak semua untuk menjadikan Amikom sebagai ladang amal jariyah yang akan terus memberi manfaat bahkan setelah para pendirinya tiada.
“Semoga Amikom jadi amal jariyah sampai akhir zaman,” tutupnya,
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Pak Ayub, yang mengemas harapan dan pesan spiritual dalam bentuk doa-doa reguler dari teks-teks mahsyur. Ia mengajak semua hadirin untuk khusyuk, mengamini harapan agar AMIKOM menjadi ladang amal jariyah dan rumah yang terus membawa keberkahan hingga akhir zaman.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional