Dr. Abdul Karim Asif, seorang pakar kecerdasan buatan dari Hallym University, Korea Selatan, memberikan pemaparan mendalam tentang Artificial Intelligence (AI) dan Generative AI dalam workshop daring bertajuk “AI: LLM and Generative AI” yang diselenggarakan secara daring oleh Program Magister Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta, Sabtu (21/12).
Workshop ini menghadirkan sesi teori dan praktik langsung yang dirancang untuk memperdalam pemahaman peserta tentang konsep Artificial Intelligence (AI), Large Language Models (LLM), dan Generative AI. Peserta juga mendapatkan panduan teknis dari Dr. Abdul Karim untuk memanfaatkan teknologi Python dalam penerapan konsep AI.
Dr. Abdul Karim memperkenalkan konsep dasar kecerdasan buatan, mulai dari definisi hingga penerapannya yang semakin luas di berbagai bidang. Ia menjelaskan bahwa AI adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengenalan visual, pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan pemrosesan bahasa alami. Ia menekankan bahwa AI terus berevolusi, membuka peluang baru dalam dunia teknologi.
Ia kemudian memaparkan tentang arsitektur Transformer, yang menjadi fondasi dari Large Language Models (LLM) seperti ChatGPT dan BERT. Menurutnya, Transformer menggunakan mekanisme self-attention, yang memungkinkan model ini memproses data secara efisien untuk menghasilkan respons yang relevan dan akurat. Dr. Abdul Karim juga menjelaskan bagaimana model ini dilatih dengan dataset yang sangat besar, memungkinkan mereka untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia secara lebih natural.
Selain teori, sesi workshop ini juga menampilkan praktik langsung untuk membantu peserta memahami aplikasi nyata dari teknologi tersebut. Dr. Abdul Karim memandu peserta membuat Wordcloud menggunakan Python untuk visualisasi data teks dan menyusun Likert Chart untuk analisis data survei. Ia menekankan pentingnya memahami teknik pra-pemrosesan data seperti penghapusan stop words dan tokenisasi dalam memastikan hasil yang akurat dan efektif.
Dr. Abdul Karim juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan AI, khususnya dalam menjaga keamanan data dan akurasi hasil. Ia menyoroti potensi kebocoran data sensitif yang dapat terjadi jika model tidak dilatih dengan pengawasan yang memadai. “AI memiliki batasan, dan itu sebabnya pengawasan manusia tetap diperlukan. AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan intuisi dan pertimbangan manusia,” tegasnya.
Menurutnya, teknologi hanyalah alat yang harus digunakan dengan etika dan kesadaran penuh akan dampaknya terhadap masyarakat. Meskipun demikian, ia optimis terhadap prospek masa depan AI. Ia menyebutkan bahwa AI akan terus menjadi pendorong inovasi dalam berbagai sektor.
“Tugas kita adalah memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan, bukan untuk merugikan,” ujarnya.
Ia juga mengajak para peserta untuk menjajaki kolaborasi penelitian guna mengembangkan inovasi baru dalam bidang kecerdasan buatan. Menurutnya, sinergi antara akademisi dan praktisi adalah kunci untuk menciptakan teknologi yang relevan dan bermanfaat. “Mari kita bersama-sama menciptakan solusi yang dapat membawa perubahan positif bagi dunia,” pungkasnya.
Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Kusrini, M.Kom juga memberikan apresiasinya kepada Dr. Abdul Karim atas kesediaannya untuk berbagi ilmu dan pengalaman. “Hari ini, meskipun kita bertemu secara daring, saya harap tidak menjadi penghalang untuk belajar, berbagi, dan berdiskusi tentang konsep, tantangan, serta peluang teknologi AI terkini,” ujar Prof. Kusrini.
Beliau juga menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk memperkaya pengetahuan dan inspirasi, terutama bagi mahasiswa yang sedang mempersiapkan penelitian untuk tugas akhir mereka. “Saya berharap sesi ini dapat memberikan ide-ide segar yang bermanfaat dalam mendukung judul penelitian mahasiswa,” tambahnya.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional