Yogyakarta – Dalam rangka memperingati Milad ke-239 Pangeran Diponegoro, Universitas Amikom Yogyakarta menggelar acara bertajuk “Perang Diponegoro dan Pengaruhnya Terhadap Kebangkitan Nasionalisme Nusantara” pada 26 November 2024 di Ruang Cinema Amikom. Acara ini dibuka dengan penampilan Fragmen Opera Jawa Diponegoro yang digarap oleh Anter Asmorotedjo sebagai sutradara dan koreografer.
Opera ini menyuguhkan kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa (1825-1830) melawan kolonial Belanda. Dengan narasi historis yang kuat, koreografi ekspresif, dan musik yang menggugah, fragmen ini berhasil menghidupkan semangat heroisme Diponegoro. Fragmen ini menggambarkan perlawanan rakyat Jawa di bawah kepemimpinan Diponegoro hingga tipu daya Belanda yang mengakhiri perang, tetapi tetap meninggalkan jejak semangat nasionalisme bagi generasi mendatang.
Dalam Sambutannya, Ketua Paguyuban Trah Diponegoro, Raden Rahadi Sapta Abra mengungkapkan bahwa perjuangan Diponegoro tidak hanya tentang melawan penjajahan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keberanian, kepemimpinan, dan cinta tanah air. “Kami berharap acara ini menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus belajar dari sejarah dan menjadikannya inspirasi dalam kehidupan,” ujarnya.
Rahadi juga mengungkapkan rencana besar untuk menampilkan Opera Diponegoro di Jakarta pada tahun depan sebagai bentuk penyebaran nilai perjuangan kepada audiens yang lebih luas. “Kami optimis, dengan kolaborasi berbagai pihak, semangat Pangeran Diponegoro akan terus menginspirasi generasi mendatang,” tutupnya.
Dalam Kesempatan tersebut, Sebagai sand animator dan seniman visual, Denny Darko, memberikan perspektif unik tentang bagaimana seni dapat menghidupkan kembali sejarah. Dengan Menunjukan Visual Sand Painting, Ia menunjukkan pentingnya visualisasi kreatif dalam menyampaikan kisah Pangeran Diponegoro agar lebih mudah diterima oleh masyarakat modern.
“Melalui seni, kita dapat menjembatani masa lalu dengan generasi muda saat ini,” ungkapnya.
Selanjutnya, Penulis buku “Sang Pangeran dan Janissary Terakhir”, Ustadz Salim A. Fillah mengupas lima jalur utama yang membuat Pangeran Diponegoro menjadi penggerak nasionalisme. Salah satu poinnya adalah dampak ekonomi dari perang Jawa yang menyebabkan Belanda mengalami kebangkrutan besar. Ia menjelaskan bahwa perang ini memicu reformasi kebijakan penjajahan seperti tanam paksa, yang pada akhirnya melahirkan generasi berkesadaran nasional. “Diponegoro adalah tokoh yang memantik bola salju kemerdekaan,” tegasnya.
Di Agenda tersebut, Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Prof. Dr. Suyanto, MM memaparkan rencana besar untuk mengangkat kisah Pangeran Diponegoro ke dalam sebuah film animasi bertaraf internasional. Ia mengungkapkan bahwa film ini akan menggabungkan elemen budaya lokal dengan pendekatan sinematografi Hollywood.
“Kami ingin cerita Pangeran Diponegoro dikenal dunia, dengan pengemasan yang menarik tanpa menghilangkan esensi sejarah,” ujarnya. Film animasi ini dirancang sebagai karya yang mampu menyampaikan nilai kepahlawanan Diponegoro kepada generasi muda secara kreatif.
Fadya RY – Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional