Amikom Gelar Workshop Biometrik, Iptu Eko Wahyu Bintoro Beberkan Peran Biometrik dalam Pencegahan Kejahatan Digital

15 November 2024 | Berita Utama

Yogyakarta – Universitas Amikom Yogyakarta melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer (HIMTEKK) bekerja sama dengan Business Placement Center (BPC) menggelar workshop bertema “Biometric in Digital Forensic for Crime Prevention 4.0” Yang diadakan Pada Hari Kamis, 14 November 2024. Workshop Ini berfokus pada penggunaan teknologi biometrik dalam forensik digital untuk mencegah kejahatan, dengan penekanan pada metode pencegahan berbasis data digital.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dan peserta umum dengan menghadirkan narasumber utama, Iptu Eko Wahyu Bintoro, Penata Administrasi Identifikasi Wajah di Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis) Bareskrim Polri. Beliau memaparkan berbagai materi terkait teknologi biometrik yang digunakan dalam forensik digital. Menurutnya, biometrik mencakup teknologi pengenalan wajah, sidik jari, dan pemindaian iris mata yang telah terbukti efektif dalam mendukung keamanan digital.

Iptu Eko menyoroti pentingnya pendekatan preventif dalam mencegah kejahatan. “Pencegahan lebih efektif daripada penanganan masalah setelah kejahatan terjadi. Teknologi biometrik memungkinkan kita memverifikasi data dengan akurasi tinggi, sehingga mengurangi risiko penyalahgunaan data,” jelasnya.

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah sistem “Pakai Muka,” yang mengintegrasikan teknologi biometrik dengan chip KTP elektronik. Sistem ini memungkinkan validasi data pribadi secara cepat dan aman untuk berbagai layanan publik, termasuk perbankan, transportasi umum, dan rumah sakit.

Beliau juga menjelaskan bahwa sistem ini telah digunakan di beberapa institusi untuk memverifikasi identitas menggunakan data biometrik yang tersimpan dalam chip KTP elektronik. “Dengan teknologi ini, data pribadi lebih aman karena verifikasi dilakukan langsung antara wajah pengguna dan data biometrik di chip,” tambahnya.

Iptu Eko mengupas peran kecerdasan buatan (AI) dan deep learning dalam teknologi biometrik. Ia menjelaskan bahwa algoritma AI mampu mencocokkan data wajah dengan tingkat akurasi tinggi, meskipun ada tantangan seperti manipulasi menggunakan teknologi deepfake.

“Teknologi kami telah dirancang untuk mendeteksi wajah asli, sehingga tidak dapat ditipu oleh gambar atau video,” ujarnya. Ia juga menekankan perlunya pembaruan data biometrik secara berkala, terutama bagi individu yang mengalami perubahan fisik signifikan akibat kecelakaan atau faktor lain.

Iptu Eko juga membagikan pengalaman langsung dalam menggunakan teknologi biometrik untuk menyelesaikan kasus kriminal. Salah satu contohnya adalah pencocokan wajah dalam kasus pencurian kendaraan bermotor. Proses identifikasi dilakukan secara cermat dengan algoritma canggih untuk memastikan akurasi dan mencegah salah tangkap.

Dalam penutupnya, Iptu Eko mengajak peserta untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam pengembangan teknologi biometrik di Indonesia. “Teknologi ini bukan hanya solusi, tetapi juga peluang besar bagi generasi muda untuk menciptakan sistem keamanan digital yang lebih baik,” tutupnya.

Koordinator Pengembangan Karir BPC Amikom, Ferian Fauzi Abdullah menekankan pentingnya wawasan baru dalam bidang cyber security dan digital forensik, terutama bagi mahasiswa Teknik Komputer dan peserta dari latar belakang lainnya. “Kami berharap materi yang disampaikan dapat memperluas wawasan, memberikan insight baru, dan meningkatkan pemahaman terkait digital forensik maupun keamanan siber,” ujarnya.

Ferian juga menyoroti peran BPC Amikom dalam mendukung pengembangan karir mahasiswa melalui berbagai pelatihan dan seminar serupa. Ia mengundang mahasiswa untuk mengikuti pelatihan-pelatihan lainnya yang dapat diakses melalui platform BPC, seperti media sosial dan kanal YouTube.

Tiara Citra Mustika, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer (HIMTEKK) Universitas Amikom Yogyakarta, mengajak para peserta untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi lebih proaktif dalam memahami dan mendukung keamanan dunia digital.

“Kami berharap, setelah mengikuti acara ini, peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap mengambil langkah nyata dalam mendukung keamanan digital. Kita semua harus menjadi bagian dari generasi yang berkontribusi secara nyata di bidang ini,” tambahnya.

Fadya RY –
Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional