Workshop Internasional Penyutradaraan Film di Universitas Amikom Yogyakarta Hadirkan Sutradara Ternama dari Indonesia dan Malaysia

14 November 2024 | Berita Utama

Yogyakarta, 11-12 November 2024 – Fakultas Ilmu Komputer Universitas Yogyakarta sukses menyelenggarakan International Workshop on Directing Live Action & Animation Film pada 11-12 November 2024, bertempat di Cinema Room. Workshop ini menghadirkan dua sutradara ternama sebagai pembicara utama: Aryanto Yuniawan dari Indonesia, dan Dato’ Profesor Dr. A. Razak Mohaideen dari Malaysia. Acara ini menjadi kesempatan langka bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari para ahli yang telah berkiprah lama di dunia penyutradaraan, baik dalam film animasi maupun live-action.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Bapak Hanif Al Fatta, M.Kom., Ph.D. Beliau mengungkapkan apresiasi atas kehadiran para sutradara ternama yang bersedia berbagi ilmu dan pengalaman di bidang perfilman. “Workshop ini sangat istimewa karena berhasil menghadirkan dua sutradara ternama dari dua negara, yang akan memperkaya wawasan mahasiswa tentang dunia penyutradaraan. Semoga acara ini dapat menginspirasi para mahasiswa dalam berkarier di bidang film,” ucap Hanif.

Ia juga menekankan bahwa kerja sama antara program studi Teknologi Informasi dan Ilmu Komunikasi dalam menyelenggarakan acara ini adalah langkah penting untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan mahasiswa. “Kolaborasi ini memberikan warna baru, karena baik program studi Teknologi Informasi maupun Ilmu Komunikasi akan saling melengkapi dalam memahami teknik dan teori penyutradaraan,” tambahnya.

How to Create a Festival Winning Short Film by Aryanto Yuniawan

Aryanto Yuniawan, sutradara film animasi terkenal Battle of Surabaya yang telah memenangkan lebih dari 41 penghargaan internasional, yang juga merupakan sutradara film hikayat ajisaka dengan 7 penghargaan internasional dan Ajisaka the king and the flower of life menjadi pembicara pertama dalam workshop ini. Dalam sesi bertajuk “How to Create a Festival Winning Short Film”, Ary berbagi pengalaman tentang langkah-langkah membuat film pendek yang sukses di festival. Ia menjelaskan pentingnya storytelling yang kuat, karakter yang mendalam, dan konsistensi visual.

Menurut Ary, sutradara harus terlibat penuh dalam setiap tahap produksi, mulai dari konsep hingga distribusi. “Sutradara tidak hanya bekerja di lokasi syuting; ia bertanggung jawab atas keseluruhan proses kreatif dari awal hingga akhir,” jelasnya.

Selama sesi, Ary membahas konsep dasar yang harus dimiliki sutradara, seperti narasi dan sinematografi. Narasi menyangkut bagaimana sebuah cerita diceritakan dengan baik, sementara sinematografi melibatkan teknik visual untuk menyampaikan emosi dan suasana. “Sutradara harus menguasai dua hal ini: naratif dan sinematik,” tambahnya.

Selain materi teoritis, Ary juga memberikan sesi praktik berupa reading script dan latihan blocking bagi peserta, di mana para mahasiswa dapat mempelajari cara menyampaikan emosi karakter melalui dialog dan gerakan. Ia menekankan pentingnya pemilihan properti, pakaian, dan tata rias yang sesuai dengan karakter. “Semua unsur di dalam film harus terencana dengan baik; tidak ada yang boleh terjadi secara kebetulan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ary membagikan tips penting bagi para peserta yang ingin memasuki dunia perfilman. “Film adalah karya intelektual yang perlu dilindungi. Pastikan setiap karya terdaftar untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual,” pesannya, sambil mencontohkan pengalaman pribadinya sebagai penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional pada tahun 2016.

Di akhir sesi, Ary mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan berdiskusi dan bertanya, karena ia berharap peserta bisa menggali lebih dalam tentang aspek-aspek teknis dan kreatif dalam dunia penyutradaraan. Workshop ini memberikan inspirasi dan ilmu bagi mahasiswa dalam meniti karier di industri film, terutama di ranah animasi dan film pendek.

Film Directing by Dato’ Prof. Dr. A. Razak Mohaideen

Sesi kedua menghadirkan Dato’ Profesor Dr. A. Razak Mohaideen, sutradara terkenal asal Malaysia yang telah menyutradarai lebih dari 48 film layar lebar serta banyak sinetron dan juga tercatat di Malaysia Book of Records sebagai akademisi dengan karya terbanyak dan merupakan satu-satunya Profesor dibidang Film di Malaysia, didampingi oleh Koordinator Bidang Film Universiti Teknologi Mara Malaysia, Azri Abu Hassan. Dalam materinya yang bertajuk “Film Directing”, Dr. Razak membagi sesi menjadi dua bagian.

Sesi pertama, yaitu Presenting pada 11 November, difokuskan pada teori dasar penyutradaraan, dimana beliau membahas aspek teknis dan artistik, seperti visualisasi skenario, pemilihan angle, blocking, pencahayaan, serta keterampilan manajemen waktu dan kreativitas yang harus dimiliki seorang sutradara profesional.

Sesi kedua, yaitu Practicing, dilaksanakan pada 12 November, di mana Dato’ Prof. Dr. A. Razak Mohaideen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktikkan teori yang telah dipelajari. Ia membimbing peserta dalam memahami peran dan teknik penyutradaraan secara langsung, termasuk latihan blocking dan pengaturan emosi karakter.

Dato’ Prof. Dr. A. Razak Mohaideen mengawali sesi dengan membahas perbedaan antara konten kreator digital dan sutradara film profesional. Menurutnya, dalam era digital saat ini, banyak orang yang menganggap diri mereka sutradara melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram. Namun, ia menegaskan bahwa menjadi sutradara profesional membutuhkan pemahaman mendalam mengenai aspek teknis dan artistik.

“Film bukan hanya soal kamera dan aktor. Seorang sutradara harus memahami aspek-aspek mendasar, seperti visualisasi skenario, pemilihan angle, blocking, dan pengelolaan emosi karakter,” ujar Dato’ Prof. Razak.

Ia juga menyoroti pentingnya skrip sebagai panduan utama dalam produksi. Skrip, menurut Dato’ Prof. Razak, adalah tulang punggung dari setiap karya film. Ia menggambarkan proses penyutradaraan sebagai sebuah seni kompleks yang menggabungkan keterampilan manajemen waktu, kreativitas, dan komunikasi. “Seorang sutradara harus bisa membayangkan setiap detil di layar, bahkan sebelum proses syuting dimulai,” katanya.

Dato’ Prof. Razak menekankan bahwa sebagai sutradara, keahlian untuk merancang visualisasi dari narasi yang tertulis adalah keterampilan kunci. Ia memberikan contoh, seperti bagaimana menggambarkan sosok karakter masuk ke dalam ruangan dengan segala detil yang terlihat, dari sudut pandang, pencahayaan, hingga suasana lingkungan di sekelilingnya.

Dalam paparannya, Dato’ Prof. Razak juga membagikan pengalaman selama proses produksi filmnya yang berjudul Duyung 2: Legenda Aurora, film yang dibuat dengan latar laut dan memerlukan koordinasi kru dalam kondisi alam yang menantang. “Seorang sutradara harus dapat memimpin, baik dalam situasi yang sulit sekalipun, termasuk saat berhadapan dengan cuaca ekstrem,” jelasnya, sambil menceritakan tantangan teknis seperti angin kencang dan arus laut saat syuting.

Melalui workshop ini, Dato’ Prof. Razak berharap mahasiswa dapat memahami bahwa menjadi sutradara profesional bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga mengenai kepemimpinan, komitmen, serta manajemen sumber daya. Ia mengakhiri sesinya dengan memberi motivasi kepada peserta untuk terus belajar dan memperluas wawasan dalam dunia penyutradaraan.

“Sutradara adalah pemimpin di set. Ia harus punya visi yang jelas dan mampu menyampaikan visinya kepada seluruh kru agar hasil produksi berjalan sesuai rencana,” tutup Dato’ Prof. A. Razak Mohaideen.

Workshop ini diharapkan dapat memotivasi peserta, khususnya mahasiswa, untuk berkarier di industri film dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyutradaraan.

Fadya RY –
Direktorat Kehumasan dan Urusan Internasional