Yogyakarta, 4 Januari 2024 – Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta terus mendukung implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sesuai dengan Permendikbud tahun 2020. Untuk memperkuat pemahaman dan partisipasi dosen serta mahasiswa, prodi menggelar sosialisasi pada Kamis, 4 Januari 2024 di Ruang Citra I Universitas Amikom Yogyakarta. Acara ini bertujuan memberikan gambaran mengenai program-program MBKM yang ditawarkan, serta langkah-langkah dalam penyusunan skripsi bagi mahasiswa.
Kegiatan dibuka oleh Riski Damastuti, S.I.Kom., M.A selaku MC, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Erik Hadi Saputra, S.Kom., M.Eng, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. Dalam sambutannya, Erik menekankan pentingnya program MBKM dalam mendukung kreativitas, inovasi, serta ketepatan waktu kelulusan mahasiswa. “Melalui program ini, banyak SKS yang dapat dikonversi, sehingga membantu mahasiswa lulus tepat waktu. Hal ini sangat mendukung misi prodi dan juga persiapan akreditasi tahun ini,” ujar Erik.
Program MBKM yang akan mulai berjalan pada semester genap Februari 2024 ini menawarkan beberapa kegiatan seperti Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa, dan Magang Mitra Prodi, dengan lebih dari 200 mahasiswa yang telah mendaftar. Alvian Alrasid Ajibulloh, Koordinator Program MBKM Prodi, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan kapabilitas mahasiswa dalam menghadapi persaingan global, sekaligus memberikan pengalaman belajar di luar kampus. “Mahasiswa bisa mengkonversi hingga 20 SKS dalam satu semester, sehingga diharapkan semakin banyak yang lulus tepat waktu,” jelas Alvian.
Selain sosialisasi MBKM, acara juga diisi dengan pembahasan terkait persiapan skripsi yang dipresentasikan oleh Wiwid Adiyanto, M.I.Kom, Koordinator P3M, bersama Kadek Kiki Astria S.I.Kom., M.A dan Zahrotus Saidiah M.I.Kom. Mereka menjelaskan proses pengajuan dan penyusunan skripsi agar dosen bisa membimbing mahasiswa dengan lebih sistematis. Mahasiswa Prodi Komunikasi memiliki kebebasan untuk memilih skema skripsi sesuai dengan minat dan kompetensi, seperti skema konvensional (penelitian), jurnal, internship, entrepreneur, atau karya (konten kreator, visual, film, dan periklanan).
“Skripsi merupakan syarat wajib untuk lulus, dan dosen harus mendorong mahasiswa agar bisa lulus tepat waktu,” kata Wiwid. Ia menegaskan pentingnya peran dosen dalam mendukung dan membimbing mahasiswa, terutama dalam proses penulisan yang seringkali membutuhkan arahan yang jelas.
Acara ini diharapkan dapat mendorong sinergi antara dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan program MBKM, serta memudahkan proses penyusunan skripsi sehingga semakin banyak mahasiswa yang dapat lulus tepat waktu dengan kualitas akademik yang baik.